Ciprofloxacin seringkali digunakan untuk mencegah berbagai macam infeksi bakteri misalnya infeksi saluran pernapasan atas atau bawah, infeksi kulit, infeksi jaringan lunak, infeksi ginjal, infeksi tulang dan sendi, penyakit otitis eksterna, hingga penyakit seperti prostatitis dan cystitis. [1,2,3]
Daftar isi
Ciprofloxacin adalah obat antibiotik golongan kuinolon (quinolone). Obat ini bekerja untuk menghilangkan berbagai macam penyakit infeksi bakteri. [2] Namun demikian, perlu diketahui bahwa sebagai obat antibiotik, Ciprofloxacin tidak berfungsi untuk menyembuhkan infeksi virus, seperti batuk, pilek atau flu. [3]
Untuk uraian lebih lanjut, perhatikan tabel berikut ini; [1]
Indikasi | Obat infeksi bakteri |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Antibiotik |
Bentuk | Tablet dan infus (intravena) |
Kontraindikasi | → Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau antibiotik jenis kuinolon lainnya, misalnya spirofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, levofloksasin, pefloksasin, norfloksasin dan lain-lain. → Penggunaan bersamaan dengan tizanidine. → Pasien dengan riwayat atau risiko perpanjangan QT (long Qt syndrome). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Ciprofloxacin: → Pasien dengan gangguan sistem saraf pusat (SSP) → Pasien dengan riwayat perpanjangan interval QT (long Qt syndrome) → Pasein dengan torsades de pointes (TdP) yakni suatu gangguan pada irama jantung. → Pasien hipokalaemia / hipomagnasaemia. → Pasien dengan gangguan jantung. → Pasien diabetes. → Pasien dengan gangguan tendon sebelumnya, seperti rheumatoid arthritis. → Pasien myasthenia gravis dan G6PD. → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati. → Pasien yang dengan sindrom demam neutropenia yang parah. → Pasien Lansia. → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui. → Pasien dengan penurunan sistem kekebalan tubuh (imunosupresi). |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO/ Ophthalmic/Otik/ Injeksi IV / Parenteral (infus / injeksi): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Sebagai obat anti infeksi bakteri, Ciprofloxacin bermanfaat untuk menyembuhkan beberapa kondisi berikut ini; [1,2,3]
Dan mungkin beberapa manfaat lainnya yang tidak terdapat dalam daftar petunjuk obat, ikutilah saran dokter bila ada manfaat lain dari obat ini. [2]
Ciprofloxacin diindikasikan kepada pasien dewasa dan anak-anak melalui empat metode pemberian;
Pertama, pemberian melalui injeksi intravena (IV), yakni menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena. Kedua, tablet yang diminum secara langsung (oral). Cara yang berikut (ketiga) adalah pemberian ophtalmik, yakni larutan steril berbasis garam alkaloid, antibiotik, atau zat lain yang dimasukkan ke dalam mata, dan terkahir (keempat) pemberian otik yakni cairan yang dimasukkan secara langsung ke dalam telinga. [4]
Berikut ini dosis yang umumnya diresepkan. [1]
Infeksi saluran pernapasan atas/bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak. Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 kali sehari melalui infus selama 60 menit. → Durasi pengobatan 7-14 hari. |
Otitis Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 3 kali sehari melalui infus selama 60 menit. Obat diberikan dengan durasi paling lama 28 hari → Durasi pengobatan maksimal 3 bulan. |
Infeksi tulang dan sendi Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 kali sehari melalui infus selama 60 menit. → Durasi pengobatan maksimal 3 bulan. |
Anthrax Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2 kali melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan maksimal 60 hari dari. |
Pielonefritis, infeksi saluran kemih Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 melalui infus selama 60 menit. → Durasi pengobatan 7-21 hari atau lebih sesuai kebutuhan. |
Prostatitis akut Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 kali melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan 2-4 minggu. |
Infeksi intraabdomen Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 kali melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan 5-14 hari. |
Epididimo-orkitis, penyakit radang panggul Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2-3 kali melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan setidaknya selama 14 hari. |
Demam tifoid Parenteral/Injeksi Intravena → Dewasa: 400 mg 2 kali melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan setidaknya selama 7 hari. |
Diare Parenteral/Injeksi Intravena → 400 mg 2 kali selama 1-5 hari tergantung pada tingkat keparahan dan sifat infeksinya diberikan melalui infus selama 60 menit. → Durasi pengobatan lihat pedoman produk. |
Infeksi mata superfisial Ophtalmik dan Salep ⇔ Sebagai ophalmik 0,3%: → 1 atau 2 tetes ke mata yang terkena 4 kali sehari. → Bila infeksinya parah, berikan 1 atau 2 tetes selama 2 jam setiap bangun tidur selama 2 hari setelah itu 4 tetes sekali sehari sesudahnya. → Durasi pengobatan maksimal 21 hari. ⇔ Sebagai salep mata 0,3%: → Oleskan kira-kira pita 1/2 inci ke dalam kantung konjungtiva mata yang sakit tiga kali sehari selama 2 hari, lalu 2 kali untuk 5 hari berikutnya |
Ulkus kornea Ophtalmik/tetes mata ⇔ Sebagai Ophtalmik 0,3%: → Untuk hari pertama, berikan2 tetes ke mata yang terkena setiap 15 menit selama 6 jam pertama, lalu setiap 30 menit sesudahnya. → Untuk hari kedua, berikan 2 tetes ke mata yang sakit setiap jam. Selanjutnya di hari ke 3-14 hari, berikan 2 tetes ke mata yang terkena setiap 4 jam. → Durasi pengobatan maksimal 21 hari. |
Pertumbuhan profilaksis Oral/Diminum → 500 mg 2 kali sehari selama 60 hari sejak terkonfirmasi terdapat penyebab Bacillus anthracis. |
Infeksi saluran pernapasan atas/bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak Oral/Diminum → 500-750 mg 2 kali sehari → Durasi pengobatan selama 7-14 hari. |
Demam tifoid Oral/Diminum → 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. |
Profilaksis meningitis meningokokus Oral/Diminum → Dewasa: 500 mg sebagai dosis tunggal. |
Servisitis gonokokal, uretritis gonokokal Oral/Diminum → Pada pasien dengan infeksi N. gonorrhoeae yang rentan terhadap ciprofloxacin: 500 mg sebagai dosis tunggal. → Durasi pengobatan lihat pedoman lokal. |
Infeksi intraabdomen Oral/Diminum → 500-750 mg 2 kali sehari selama 5-14 hari. |
Diare Oral/Diminum → 500 mg 2 kali sehari selama 1-5 hari tergantung pada tingkat keparahan dan sifat infeksi. → Durasi pengobatan lihat pedoman produk terperinci. |
Epididimo-orkitis, penyakit radang panggul Oral/Diminum → 500-750 mg 2 kali sehari → Durasi pengobatan setidaknya 14 hari. |
Infeksi tulang dan sendi Oral/Diminum → 500-750 mg 2 kali sehari → Durasi pengobatan maksimal 3 bulan. |
Cystitis komplikasi Oral/Diminum → 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari sebagai dosis immediate-release → 1.000 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari sebagai dosis immediate-release |
Cystitis Oral/Diminum → 250-500 mg 2 kali sehari selama 3 hari sebagai dosis immediate-release → 500 mg setiap 24 jam selama 3 hari sebagai dosis extended–release. |
Pielonefritis Oral/Diminum ⇔ Pasien dengan kondisi yang tidak komplikasi → 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari sebagai dosis immediate-release → 1.000 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari sebagai dosis extended–release. ⇔ Pasien dengan kondisi komplikasi: → 500-750 mg 2 kali sehari setidaknya 10-21 hari jika diperlukan. |
Prostatitis Oral/Diminum → 500-750 mg 2 kali sehari. → Durasi pengobatan: 2-4 minggu untuk penderita akut dan 4-6 minggu untuk penderita kronis. |
Otitis Oral/Diminum → Dewasa: 750 mg 2 kali sehari selama 7-14 hari → Durasi pengobatan selama 3 bulan. |
Otitis eksterna akut Otik / Aural ⇔ Sebagai solusi otik 0,2%: → Teteskan 0,25 mL 2 kali sehari ke dalam telinga yang sakit selama 7 hari. ⇔ Sebagai otik suspensi 6%: → Teteskan 0,2 mL ke dalam telinga yang saki sebagai dosis tunggal. |
Anthrax Parenteral/Injeksi Intravena → 10-15 mg / kg kali sehari melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan selama 60 hari sejak terkonfirmasi terdapat penyebab Bacillus anthracis. → Dosis maksimum: 400 mg / dosis. |
Pielonefritis, infeksi saluran kemih Parenteral/Injeksi Intravena → 6-10 mg / kg tiga kali sehari melalui infus selama 60 menit → Durasi pengobatan selama 10-21 hari. → Maksimum 400 mg / dosis. |
Cystic fibrosis (jenis penyakit genetika) Parenteral/Injeksi Intravena → 10 mg / kg tid selama 10-14 hari. → Dosis Maksimum: 400 mg / dosis. Oral/Diminum → 20 mg / kg 2 kali sehari selama 10-14 hari. → Dosis Maksimum: 750 mg / dosis. |
Infeksi mata superfisial Ophtalmik dan Salep ⇔ Umur lebih dari 1 tahun sebagai ophalmik 0,3%: → 1 atau 2 tetes ke mata yang terkena 4 kali sehari. → Bila infeksinya parah, berikan 1 atau 2 tetes selama 2 jam setiap bangun tidur selama 2 hari setelah itu 4 tetes sekali sehari sesudahnya. → Durasi pengobatan maksimal 21 hari. ⇔ Umur lebih darai 2 tahun sebagai salep mata 0,3%: → Oleskan kira-kira pita 1/2 inci ke dalam kantung konjungtiva mata yang sakit tiga kali sehari selama 2 hari, lalu 2 kali untuk 5 hari berikutnya. |
Ulkus kornea Ophtalmik/tetes mata ⇔ Umur lebih dari 1 tahun sebagai Ophtalmik 0,3%: → Untuk hari pertama, berikan2 tetes ke mata yang terkena setiap 15 menit selama 6 jam pertama, lalu setiap 30 menit sesudahnya. → Untuk hari kedua, berikan 2 tetes ke mata yang sakit setiap jam. Selanjutnya di hari ke 3-14 hari, berikan 2 tetes ke mata yang terkena setiap 4 jam. → Durasi pengobatan maksimal 21 hari. |
Pengobatan dan profilaksis Oral/Diminum → 10-15 mg / kg 2 kali sehari. → Dosis Maksimum: 500 mg / dosis selama 60 hari dari sejak terkonfirmasi terdapat penyebab Bacillus anthracis. |
Pielonefritis Oral/Diminum → Pasien dengan kondisi komplikasi: 10-20 mg / kg 2 kali sehari selama 10-21 hari. → Dosis Maksimum: 750 mg / dosis. |
Cystitis komplikasi Oral/Diminum → 10-20 mg / kg 2 kali sehari selama 10-21 hari. → Dosis Maksimum: 750 mg / dosis. |
Otitis eksterna akut Otik / Aural ⇔ Umur lebih dari 1 tahun sebagai solusi otik 0,2%: → Teteskan 0,25 mL 2 kali sehari ke dalam telinga yang sakit selama 7 hari. ⇔ Umur lebih dari 6 bulan sebagai otik susp 6%: → Teteskan 0,2 mL ke dalam telinga yang saki sebagai dosis tunggal. |
Efek samping yang ditimbulkan oleh Ciprofloxacin bisa bermacam-macam. Beberapa pasien mungkin mengalami efek samping ringan sementara yang lain mungkin mengalami efek samping yang serius.
Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila beberapa efek samping berikut ini terjadi dan mengganggu Anda; [1,2,3]
Umumnya Dilaporkan:
Efek samping berikut ditemui langka, harap hubungi dokter atau ke klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut; [1,2]
Insidensi Tidak Diketahui:
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut: [2]
Jarang atau Kurang Umum:
Info Efek Samping Tenaga Medis: [2]
Uraian berikut ini berkaitan dengan detail tentang Ciprofloxacin. Keterangan lanjutan perhatikan tabel berikut: [1,2]
Penyimpanan | Solusi premixed: → Simpan antara 5-25 ° C → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. Infus (Intravena/IV): → Simpan antara 5-30 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban Tablet: → Simpan antara 20-25 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban Otik: → Simpan di bawah 30 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban Ophtalmik: → Simpan di bawah 25 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban |
Cara Kerja | → Deskripsi: Ciprofloxacin merupakan obat anti-infeksi fluoroquinolone yang bertindak menghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV yang mana keduanya berperan penting dalam replikasi dan transkripsi bakteri. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Cepat dan terserap dengan baik dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: Sekitar 70-80%. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: 0,5-2 jam (tab konvensional); 1-2,5 jam (tab rilis-diperpanjang). Distribusi: Didistribusikan secara luas di jaringan. Melintasi plasenta, memasuki ASI, empedu (konsentrasi tinggi), dan CSF (meninges noninflamed 10%; meninge meradang 14-37%). Volume distribusi: 2.1-2.7 L / kg. Pengikatan protein plasma: 20-40%. Metabolisme: Sebagian dimetabolisme di hati menjadi desthyleneciprofloxacin (M1), sulphociprofloxacin (M2), oxociprofloxacin (M3), dan formylciprofloxacin (M4) dalam konsentrasi rendah. Ekskresi: Melalui urin (sekitar 40-50% sebagai obat tidak berubah, sekitar 15%, sebagai metabolit {oral}; 70% sebagai obat tidak berubah, 10% sebagai metabolit {parenteral}; faeces 20-35% {oral}, 15% {IV}). Waktu paruh eliminasi: Sekitar 3-5 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Peningkatan risiko interval QT yang berkepanjangan dengan obat-obat kategori Kelas IA seperti quinidine, procainamide atau kategori kelas III seperti amiodarone, sotalol dan antiaritmia, TCA, makrolida seperti Erythromycin serta cisapride dan antipsikotik. → Peningkatan konsentrasi serum dengan probenesid. → Dapat meningkatkan konsentrasi serum dan toksisitas metotreksat → Substrat CYP1A2 seperti Clozapine, ropinirole dan theophilin → Turunan xanthine seperti kafein dan pentoxifylline. → Peningkatan risiko gangguan tendon dengan kortikosteroid. → Peningkatan kreatinin serum dengan siklosporin. → Peningkatan risiko kejang dengan NSAID. → Dapat mengubah konsentrasi fenitoin dalam serum. → Mengurangi penyerapan oral dengan produk yang mengandung kation multivalen seperti Al, Ca, Mg dan Fe. → Dapat meningkatkan efek antikoagulan vit K, warfarin. Berpotensi Fatal (buruk): → Dapat meningkatkan konsentrasi serum dan meningkatkan efek hipotensif serta zat sedatif dari tizanidine. → Terdapat gejala seperti kejang, epilepticus, jantung berhenti atau gagal napas. |
Interaksi dengan makanan | → Mengurangi penyerapan obat bila diminum dengan produk susu atau minuman yang mengandung kalsium. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Pusing, tremor, sakit kepala, kelelahan, kejang, halusinasi, kebingungan, ketidaknyamanan di bagian perut, kristaluria, hematuria, gangguan ginjal dan hati. ⇔ Cara Mengatasi: → Akan diberikan pengobatan simtomatik. → Dilakukan pengosongan perut dengan metode induksi emesis atau lavage lambung. → Disarankan untuk dipertahankan hidrasi yang memadai. → Diberikan antasida yang mengandung Mg, Al, atau Ca untuk mengurangi penyerapan oral. → Dipantau EKG, fungsi ginjal, pH urin, dan pengasamkan urin jika ada permintaan pencegahan kristaluria. |
Pengaruh pada hasil lab | Dapat menghasilkan hasil tes urin positif palsu dengan opioid. |
Bagaimana cara mengonsumsi Ciprofloxacin?
Bila obat diberikan dalam bentuk cairan kocoklah terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Jangan menggantikan jarum suntik atau sendok takaran yang diberikan. Bila dalam bentuk tablet, minumlah secara utuh atau jangan dihancurkan. Ikutilah petunjuk dokter secara saksama. [2]
Apa yang perlu saya lakukan bila kelewatan satu dosis?
Minumlah dosis yang terlewat saat itu juga. Setelah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat. [2]
Hal-hal apa saja yang perlu saya hindari ketika menggunakan Ciprofloxacin?
Hindari minum kopi karena kafein bisa menimbulkan efek samping obat. Jangan minum susu yogurt atau jus yang kaya dengan kalsium. Dan hindari pula obat-obat antibiotik lain kecuali atas saran dokter. [2]
Apakah ada obat lain yang dapat berinteraksi dengan Ciprofloxacin?
Ada. Misalnya obat maag atau antasida yang mengandung kalsium, magnesium, atau aluminium. Namun disarankan supaya 2 jam sebelum atau 6 jam sesudah mengonsumsi obat-obat lain (di atas) Anda boleh menggunakan Ciprofloxacin. [2]
Berikut ini beberapa obat yang mengandung Ciprofloxacin di pasaran: [1,2,3]
Brand Merek Dagang | |
Cipro | Proquin XR |
Poncoflox | Bernoflox |
Floxbio | Floxigra |
Meflosin | Nilaflox |
Interflox | Medcoflox |
Licoprox | Kifarox |
Jayacin | Hexiquin |
Glojaya | Phaproxin |
Cifloxan | Ciflos |
1) Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Ciprofloxacin.
2) Kaci Durbin, MD. 2020. Drugs.com. Ciprofloxacin.
3) Anonim. Diakses 2020. webmd. Ciprofloxacin.
4) Christine Case-Lo. Medical review oleh Alan Carter, PharmD. 2019. healthline.com. Medication Administration: Why It’s Important to Take Drugs the Right Way.