√ Scientific BasePass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Jaringan kelenjar pada tubuh yang digunakan untuk membuat hormon yang membantu sel berbicara satu sam lain disebut dengan sistem engokrin. Sistem endokrin bertanggung jawab atas setiap sel, organ, dan fungsi pada tubuh[1].
Apabila sistem endokrin tidak sehat, maka akn terjadi masalah perkembangan selama masa pubertas, hamil, atau dalam mengelola stres. Mungkin juga akan bertambahnya berat badan, tulang yang lemah, atau kekurangan energi karena terlalu banyak gula ada pada darah yang beralih akan pindah ke sel-sel yang dibutuhkan untuk energi.
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan di satu bagian tubuh yaitu oleh kelenjar endokrin dan dibawa darah ke organ lain atau jaringan lain dan bertindak untuk mengubah struktur ataupun juga fungsinya[2].
Beberapa sel akan melepaskan hormon yang memicu respons di sel tetangga (fungsi parakrin) atau hormon yang dapat bekerja pada sel dimana hormon tersebut dilepaskan (fungsi otokrin)[2].
Sel memerlukan reseptor khusus agar dapat merespons hormon tertentu, pada hormon juga akan mengikat jalur kimia reseptor tertentu yang di aktifkan dan mengarah terhadap respons.
Contoh hormon seperti kortikosteroid yang berasal dari korteks adrenal, hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari dan androgen yang berasal dari testis.
Berikut beberapa fungsi dan kegunaan dari hormon, meliputi[63]:
Digunakan dalam pengobatan paliatif kanker prostat, leiomiomata uterus, endometriosis, dan pubertas prekoks sentral
Pencegahan penurunan berat badan yang disebabkan HIV
Mengurangi ekskresi ginjal dari air pada diabetes insipidus dan nokturia sentral
Untuk mencegah lonjakan hormon luteinizing pada wanita yang menjalani terapi reproduksi berbantuan
Digunakan untuk mengobati kerdil, defisiensi hormon pertumbuhan, dan akromegali
Merangsang perkembangan folikel dengan hipogonadisme ovarium primer pada wanita dan dengan hipogonadisme hipogonadotropik pada pria
Meningkatkan tekanan darah
Sebagai alternatif adrenalin
Untuk menginduksi atau memperkuat kontraksi uterus pada wanita hamil
Mengontrol perdarahan postpartum
Sebagai alat bantu diagnosis untuk evaluasi fungsi sekresi asam lambung, hipersekresi lambung, dan tumor Zollinger-Ellison
Digunakan dalam pengobatan osteoporosis pascamenopause
Digunakan dalam kontrasepsi
Sebagai pengobatan pemeliharaan dalam profilaksis serangan asma
Mengobati kondisi kulit, otitis eksterna eksim, edema makula diabetik, dan uveitis non-infeksi pada segmen posterior mata.
Penggolongan Hormon
Hormon terbagi menjadi 4 kelas. Berikut kelas obat Hormon, antara lain[2,3,4]:
Penghambat 5-alfa-reduktase
Penghambat 5-alfa-reduktase digunakan dalam pengobatan hiperplasia prostat jinak ( kelenjar prostat membesar ) dan rambut rontok pola pria (alopesia androgenik).
2. Steroid kortikal adrenal
Steroid kortikal adrenal (Kortikosteroid) merupakan hormon alami yang dibuat oleh korteks adrenal dalam menjaga kesehatan. Ada dua jenis kortikosteroid, glukokortikoid dan mineralokortikoid. Pada kelas obat ini terbagi lagi menjadi 3 subtipe antara lain yaitu[5,6,7]:
Kortikotropin, merupakan hormon polipeptida digunakan untuk menguji fungsi adrenal.
Glukokortikoid, merupakan salah satu jenis hormon kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Peradangan merupakan bagian dari proses penyembuhan.
Mineralokortikoid, diperlukan untuk pengaturan garam dan air dalam tubuh.
3. Inhibitor kortikosteroid adrenal
Inhibitor kortikosteroid adrenal digunakan dalam mengobati sindrom Cushing dan beberapa jenis kanker. Juga digunakan sebagai alat diagnostik, untuk memeriksa fungsi hipofisis[8].
4. Antiandrogen
Antiandrogen juga disebut dengan penghambat reseptor androgen. Pada laki-laki antiandrogen digunakan untuk pengobatan dalam berbagai kondisi dan kelainan.
Termasuk kanker prostat, pubertas dini pada laki-laki muda, hiperplasia prostat jinak, androgenic alopecia (rambut rontok pola laki-laki) dan gangguan seksual, seperti hiper-seksualitas.
Pada wanita antiandrogen digunakan untuk mengobati sindrom ovarium polikistik, hirsutisme (rambut wajah atau tubuh yang berlebihan), amenore (tidak adanya periode menstruasi), jerawat, dan beberapa kondisi lainnya[9].
5. Hormon antidiuretik
Hormon antidiuretik, sebagai vasopresin merupakan hormon yang dilepaskan oleh hipofisis posterior. Digunakan untuk meningkatkan penyerapan kembali air pada ginjal[10].
6. Agen antigonadotropik
Agen antigonadotropik digunakan untuk menangani kondisi medis yang berbeda[11].
7. Agen antitiroid
Agen antitiroid digunakan dalam pengobatan hipertiroidisme yang menghambat produksi hormon tiroid yang berlebihan atau dengan aktivitas hormon tiroid yang dikurangi[12].
8. Penghambat aromatase
Penghambat aromatase digunakan dalam mengobati kanker payudara pada wanita pascamenopause[13].
9. Kalsimimetik
Kalsimimetik digunakan untuk mengurangi kadar hormon paratiroid dan kalsium serum[14].
10. Kalsitonin
Kalsitonin digunakan dalam pengobatan hiperkalsemia dan penyakit tulang Paget[15].
11. Antagonis reseptor estrogen
Antagonis reseptor estrogen berguna dalam mengobati kanker payudara sensitif estrogen[16].
12. Antagonis hormon pelepas gonadotropin
Antagonis hormon pelepas gonadotropin merupakan analog sintetik dari hormon pelepas gonadotropin. Pada pria, antagonis hormon pelepas gonadotropin digunakan untuk mengobati kanker prostat dengan mengurangi kadar testosteron agar ukuran kanker prostat berkurang.
Pada wanita antagonis hormon pelepas gonadotropin digunakan untuk menjalani perawatan kesuburan[17].
Penghambat reseptor hormon pertumbuhan merupakan obat yang mengikat reseptor hormon pertumbuhan dan membuatnya tidak berfungsi. Digunakan untuk mengontrol akromegali[18].
14. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan adalah hormon yang merangsang pertumbuhan dan reproduksi serta regenerasi sel. Digunakan untuk gangguan produksi atau kekurangan hormon pertumbuhan[19].
15. Faktor pertumbuhan seperti insulin
Obat ini digunakan untuk mengobati gagal tumbuh pada anak-anak, dengan masalah dalam mensintesis IGF-1, yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot[20].
16. Agonis reseptor melanokortin
Obat ini digunakan untuk mengobati Afamelanotide dan Bremelanotide. Afamelanotide adalah kelainan langka yang diturunkan karena kekurangan enzim ferrochelatase.
Bremelanotide adalah hasrat seksual yang rendah pada wanita yang belum mengalami menopause dan tidak memiliki hasrat seksual rendah di masa lalu[21].
17. Hormon paratiroid dan analognya
Obat ini digunakan untuk mengobati atau mencegah osteoporosis pada pria dan wanita pascamenopause, dengan patah tulang atau berisiko tinggi mengalami patah tulang[22].
18. Modulator reseptor progesteron
Modulator reseptor progesteron memiliki aktivitas agonis dan antagonis yang digunakan untuk kontrasepsi darurat[23].
Penghambat prolaktin sebagai agonis dopamin, digunakan dalam mengobati hiperprolaktinemia[24].
20. Modulator reseptor estrogen selektif
Modulator reseptor estrogen selektif sebagai antagonis di jaringan payudara digunakan dalam pengobatan kanker payudara juga berguna untuk mencegah osteoporosis pasca menopause[25].
21. Hormon seks
Hormon seks merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh testis atau ovarium. Hormon seks wanita adalah estrogen, dan hormon seks pada pria adalah androgen. Pada kelas obat ini terbagi lagi menjadi 7 subtipe antara lain yaitu[27,28,29,30,31,32,33]:
Androgen dan steroid anabolik, digunakan sebagai terapi dalam mengobati keterlambatan pubertas pada remaja laki-laki, hipogonadisme dan impotensi pada laki-laki. Untuk perempuan digunakan dalam mengobati kanker payudara. Juga digunakan untuk pengobatan pada anemia, osteoporosis, penurunan berat badan dan kondisi lain dengan ketidakseimbangan hormon.
Kontrasepsi, digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Kontrasepsi juga bisa disebut sebagai KB.
Estrogen, digunakan dalam pengobatan dengan gejala kondisi yang berhubungan dengan defisiensi estrogen seperti amenore dan menopause. Dapat juga digunakan dalam menekan laktasi dan pada pria untuk mengobati kanker seperti kanker prostat. Serta sebagai kontrasepsi, yang dikombinasikan dengan progestin (kelas lain dari hormon seks).
Hormon pelepas gonadotropin, digunakan untuk mengobati endometriosis , fibroid, infertilitas, dan kanker prostat.
Gonadotropin, pada wanita digunakan untuk perawatan dalam kesuburan agar dapat menghasilkan folikel matang dan induksi ovulasi. Sedangkan pada pria untuk meningkatkan jumlah sperma.
Progestin, digunakan untuk mengobati amenore , ketegangan pramenstruasi , dan perdarahan uterus yang abnormal. Juga untuk mengobati kanker yang sensitif terhadap hormon, untuk penekanan hormon transgender dan untuk pubertas dini.
Kombinasi hormon seks, merupakan produk yang mengandung lebih dari satu hormon seks, baik estrogen dan progestin atau estrogen dan androgen. Digunakan sebagai kontrasepsi atau mengobati gejala menopause. Kombinasi dengan estrogen dan androgen digunakan dalam mengontrol gejala menopause.
22. Analog somatostatin dan somatostatin
Analog somatostatin dan somatostatin digunakan dalam pengobatan tumor yang mengeluarkan peptida usus vasoaktif, tumor karsinoid, glukagonoma serta berbagai adenoma hipofisis.
Juga digunakan dalam pengobatan akromegali (keadaan di mana ada sekresi berlebihan hormon pertumbuhan pada orang dewasa)[34].
23. Stimulan ovulasi sintetis
Stimulan ovulasi sintetis digunakan untuk mengobati infertilitas pada wanita anovulasi[35].
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan di satu bagian tubuh yaitu oleh kelenjar endokrin dan dibawa darah ke organ lain atau jaringan lain dan bertindak untuk mengubah struktur ataupun juga fungsinya.
Beberapa sel akan melepaskan hormon yang memicu respons di sel tetangga (fungsi parakrin) atau hormon yang dapat bekerja pada sel dimana hormon tersebut dilepaskan (fungsi otokrin)[2].
Berikut merupakan cara kerja dari kelas obat, antara lain[3,4,5,6,7]:
Penghambat 5-alfa-reduktase, bekerja dengan memblokir aksi 5-alfa-reduktase, mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron. Hal ini akan menghasilkan kadar testosteron meningkat dan penurunan pada kadar dihidrotestosteron.
Steroid kortikal adrenal, bekerja dengan melakukan perjalanan ke berbagai bagian tubuh, menyampaikan pesan untuk merespons kebutuhan tubuh yang berubah. Lalu mengaktifkan respons anti-inflamasi tubuh dan menurunkan respon imun, dan mengatur sistem kekebalan ketika terlalu aktif
Kortikotropin, bekerja dengan melepaskan sejumlah kortikotropin terhadap segala bentuk stres. Merangsang sekresi hormon kortikal adrenal dari kelenjar adrenal.
Glukokortikoid, bekerja dengan mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh.
Mineralokortikoid, bekerja dengan meningkatkan penyerapan kembali natrium dengan tindakan pada tubulus distal ginjal.
Inhibitor kortikosteroid adrenal, bekerja untuk memblokir satu atau lebih enzim dalam jalur sintesis steroid[8].
Antiandrogen, bekerja dengan menurunkan produksi androgen tubuh dan yang lain memblokir reseptor androgen, membatasi kemampuan tubuh untuk menggunakan androgen yang diproduksi[9].
Hormon antidiuretik, bekerja dengan meningkatkan penyerapan kembali air. Pada konsentrasi vasopresin plasma yang rendah adanya retensi air yang di mediasi dan disebabkan oleh aktivasi adenilat siklase serta peningkatan produksi cAMP di saluran pengumpul nefron. Permeabilitas membran terhadap air akan meningkat[10].
Agen antigonadotropik, bekerja dengan mekanisme yang berbeda untuk menghambat aktivitas hormon gonadotropik[11].
Agen antitiroid, bekerja dengan mencegah atau menekan biosintesis hormon tiroid. Produksi hormon tiroid yang berlebihan dihambat atau dengan mengurangi aktivitas hormon tiroid[12].
Penghambat aromatase, bekerja dengan memblokir enzim aromatase, yaitu enzim yang mengubah androgen menjadi estrogen. Lebih sedikit estrogen yang tersedia, akan memperlambat atau menghambat perkembangan kanker[13].
Kalsimimetik, bekerja dengan meningkatkan kepekaan reseptor penginderaan kalsium terhadap kalsium ekstraseluler dan hormon paratiroid juga kadar kalsium serum akan mengalami penurunan[14].
Kalsitonin, bekerja dengan meningkatkan pengendapan kalsium dan fosfat di tulang serta darah akan diturunkan tingkatnya, sehingga akan menghambat resorpsi kalsium dengan mengikat reseptor spesifik pada osteoklas, dan aksinya dihambat[15].
Antagonis reseptor estrogen, bekerja dengan mengikat reseptor estrogen dan menghambat kerja estrogen[16].
Antagonis hormon pelepas gonadotropin, bekerja dengan mengikat reseptor hormon pelepas gonadotropin dan menurunkan efek hormon pelepas gonadotropin[17].
Penghambat reseptor hormon pertumbuhan, bekerja dengan mengikat reseptor hormon pertumbuhan sehingga membuatnya tidak berfungsi[18].
Hormon pertumbuhan, bekerja dengan merangsang pertumbuhan dan reproduksi serta regenerasi sel, dilepaskan secara alami oleh kelenjar hipofisis anterior[19].
Faktor pertumbuhan seperti insulin, terdapat dua jenis faktor pertumbuhan mirip insulin, IGF-1 dan IGF-2, bekerja dengan melepaskan IGF-1 dan IGF-2, dan dirangsang oleh hormon pertumbuhan. Lalu faktor pertumbuhan mirip insulin mengikat IGF-1 atau reseptor IGF-2 dan reseptor insulin, serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan[20].
Agonis reseptor melanokortin, bekerja dengan reseptor melanokortin dan lima reseptor melanokortin diikat dan diaktifkan, yang berbeda telah diidentifikasi[21].
Hormon paratiroid dan analognya, bekerja dengan mengontrol distribusi fosfat dan kalsium dalam tubuh. Kadar hormon paratiroid yang tinggi akan meningkatkan penyerapan kalsium oleh usus dan reabsorpsi kalsium oleh tubulus ginjal akan di tingkatkan[22].
Modulator reseptor progesteron, bekerja pada reseptor progesteron, sebagai antagonis progesteron bekerja memblokir efek progesteron[23].
Penghambat prolaktin, merupakan agen yang menghambat produksi prolaktin[24].
Modulator reseptor estrogen selektif, merupakan agen yang mengikat reseptor estrogen, bertindak sebagai agonis atau antagonis. Sebagai agonis pada reseptor estrogen tulang dan rahim, dan antagonis pada reseptor estrogen payudara[25].
Hormon seks, bekerja dengan mengontrol fungsi reproduksi dan perkembangan seksual[26].
Androgen dan steroid anabolik, bekerja dengan merangsang perkembangan karakteristik seksual pria[27].
Kontrasepsi, bekerja dengan menghambat proses normal ovulasi dan dengan mengubah lapisan rahim[28].
Estrogen, merupakan hormon yang terjadi secara alami pada wanita dan pria[29]
Hormon pelepas gonadotropin, bekerja dengan mengontrol sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior[30].
Gonadotropin, bekerja dengan meningkatkan produksi hormon seks dan merangsang produksi sperma atau sel telur[31].
Progestin, bekerja dengan mengaktifkan reseptor progesteron dan bertindak menurunkan kadar beberapa hormon[32].
Kombinasi hormon seks, merupakan produk yang mengandung lebih dari satu hormon seks, baik estrogen dan progestin atau estrogen dan androgen.[33].
Analog somatostatin dan somatostatin, bekerja dengan menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dari hipofisis anterior, dan insulin juga glukagon dari pankreas[34].
Stimulan ovulasi sintetis, bekerja dengan mengikat reseptor estrogen. Memberikan umpan balik negatif yang akurat ke hipotalamus dan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) dilepaskan. GnRH mengaktifkan kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH). Sekresi FSH dan LH merangsang pertumbuhan folikel ovarium dan pelepasan sel telur selanjutnya[35].
Obat tiroid, produksi hormon ini diatur oleh hormon lain, disebut hormon perangsang tiroid (TSH), yang dibuat oleh kelenjar pituitari[36].
Contoh Obat Hormon
Hormon tersedia dalam barbagai bentuk mulai dari tablet, kapsul, bubuk, cairan dan larutan injeksi. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya dijual bebas di apotek serta dihentikan.
Beberapa contoh obat Penghambat 5-alfa-reduktase yang dijual bebas dan dengan resep dokter juga dihentikan termasuk[3]:
Dutasteride
Dutasteride / tamsulosin
Finasteride
Steroid kortikal adrenal
Beberapa contoh obat kortikotropin yang dijual bebas dan dengan resep dokter juga dihentikan termasuk[5]:
Corticotropin
Corticorelin
Cosyntropin
Beberapa contoh obat glukokortikoid yang dijual bebas dan dengan resep dokter juga dihentikan termasuk[6]:
Beberapa efek samping umum dari agonis reseptor melanokortin termasuk[21]:
Sebuah detak jantung lambat
Gelap pada gusi atau kulit (terutama di wajah atau payudara), yang mungkin permanen, bahkan setelah menghentikan agen. Orang dengan warna kulit lebih gelap mungkin lebih berisiko
Tekanan darah tinggi (menyebabkan gejala sakit kepala parah , penglihatan kabur, berdebar-debar di leher atau telinga)
Hot flashes atau flushing
Mual , yang mungkin parah
Muntah
Infeksi saluran pernafasan
Kelelahan atau kelelahan
Beberapa efek samping umum dari hormon paratiroid dan analognya termasuk[51]:
Kesemutan, rasa terbakar, atau rasa berduri di kulit
Sakit kepala
Mual
Muntah
Diare
Nyeri sendi
Beberapa efek samping umum dari modulator reseptor progesteron termasuk[52]:
Mual, muntah , kehilangan nafsu makan
Kalium rendah
Perasaan lelah
Sakit kepala
Nyeri di lengan dan kaki
Lapisan rahim Anda yang menebal
Bengkak di lengan dan kaki
Tekanan darah tinggi
Beberapa efek samping umum dari penghambat prolaktin termasuk[53]:
Pusing, sensasi berputar
Kantuk ringan
Rasa lelah
Sakit kepala ringan
Suasana hati tertekan
Insomnia
Mulut kering
Hidung tersumbat
Sakit perut
Mual
Muntah
Sakit perut
Kehilangan nafsu makan
Diare
Sembelit
Perasaan dingin atau mati rasa di jari-jari
Beberapa efek samping umum dari modulator reseptor estrogen selektif termasuk[54]:
Hot flashes
Keram kaki
Bengkak di tangan, kaki, atau pergelangan kaki
Nyeri sendi
Gejala flu
Peningkatan keringat
Beberapa efek samping umum dari hormon seks
Beberapa efek samping umum dari androgen dan steroid anabolik termasuk[55]:
Jerawat
Pola kebotakan pria
Payudara bengkak atau nyeri (pada pria atau wanita)
Merasa gelisah atau bersemangat
Masalah tidur (insomnia)
Mual
Muntah
Diare
Beberapa efek samping umum dari kontrasepsi termasuk[28]:
Jerawat
Perubahan nafsu makan
Nyeri payudara, pembesaran atau pelepasan
Perubahan aliran menstruasi, perdarahan atau bercak antar periode, nyeri atau melewatkan menstruasi
Vagina terbakar, keluar cairan, iritasi, gatal, kemerahan, atau bengkak
Muntah
Beberapa efek samping umum dari estrogen termasuk[56]:
Mual, gas, sakit perut
Sakit kepala
Sakit punggung
Depresi
Insomnia
Nyeri payudara
Gatal atau keputihan pada vagina, perubahan periode menstruasi, perdarahan hebat
Beberapa efek samping umum dari hormon pelepas gonadotropin termasuk[57]:
Nyeri
Bengkak pada bagian suntikan
Gatal pada suntikan
Kemerahan di mana suntikan diberikan
Hot flashes
Penurunan minat pada seks, impotensi, kesulitan orgasme
Sakit kepala
Nyeri tulang
Nyeri atau bengkak di kaki
Mual
Muntah
Diare
Sakit perut
Perdarahan vagina
Gejala pilek atau flu (hidung tersumbat, bersin, batuk, sakit tenggorokan , sakit telinga)
Beberapa efek samping umum dari gonadotropin termasuk[58]:
Kemerahan, bengkak, atau memar di mana suntikan diberikan
Kista ovarium
Sakit kepala
Kelelahan
Nyeri payudara atau bengkak
Hidung tersumbat, bersin, nyeri sinus
Jerawat
Mual
Beberapa efek samping umum dari progestin termasuk[59]:
Sakit perut ringan
Nyeri payudara atau nyeri tekan
Mual
Muntah
Diare
Sakit kepala
Merasa lelah
Perubahan dalam periode menstruasi
Beberapa efek samping umum dari kombinasi hormon seks termasuk[60]:
Payudara bengkak atau nyeri
Gatal atau cairan vagina, perubahan dalam periode menstruasi, perdarahan terobosan
Sakit atau terbakar saat buang air kecil
Mual
Muntah
Kram perut
Penggelapan kulit wajah, peningkatan pertumbuhan rambut, hilangnya rambut kulit kepala
Perubahan penglihatan, masalah dengan lensa kontak
Pembengkakan
Penambahan atau penurunan berat badan
Peningkatan atau penurunan libido
Sakit kepala
Depresi, kecemasan
Tes fungsi hati yang abnormal
Beberapa efek samping umum dari analog somatostatin dan somatostatin termasuk[61]:
Sakit kepala, berdebar di leher atau telinga
Pusing
Mual, muntah , diare , sakit perut
Nyeri otot atau sendi
Sakit kepala, pusing
Nyeri, gatal, atau ada benjolan keras tempat obat disuntikkan
Beberapa efek samping umum dari stimulan ovulasi sintetis termasuk[62]:
Kemerahan (kehangatan, kemerahan, atau perasaan geli)
Nyeri payudara atau nyeri tekan
Sakit kepala
Terobosan perdarahan atau bercak
Beberapa efek samping umum dari stimulan obat tiroid termasuk[36]:
Sebuah detak jantung cepat
Kesulitan tidur
Rambut kusam, tidak bernyawa, atau rapuh
Sensitivitas panas
Kelaparan
Gugup atau cemas
Kegoyahan
Berkeringat
Kelelahan
Penurunan berat badan
Obat dutasteride tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang hamil atau mungkin hamil. Karena obat ini akan menyebabkan cacat lahir jika wanita hamil terpapar obat ini[37].
Segera beritahu dokter Anda jika Anda memiliki detak jantung tidak teratur, sakit perut, muntah , kehilangan nafsu makan, kelelahan, atau merasa pusing.
Karena Osilodrostat menyebabkan efek samping yang serius, seperti masalah detak jantung atau penurunan hormon kelenjar adrenal[38].
Hindari sinar matahi atau tanning bed saat Anda menggunakan bicalutamide. Pakilah pakaian yang membuat Anda terlindung dari sinar matahari, dan gunakanlah tabir surya jika hendak keluar[39].
Jika Anda menderita penyakit ginjal yang cukup parah atau hiponatremia (kadar natrium rendah dalam tubuh Anda). Anda tidak boleh menggunakan desmopresin.
Jika Anda mengalami rasa haus yang parah, hipertensi yang tidak terkontrol, gagal jantung , kadar hormon yang tinggi yang menyebabkan retensi cairan , atau jika Anda menggunakan diuretik atau menggunakan obat steroid, Anda tidak boleh mengkonsumsi nocdurna[40].