Metoprolol + Hydrochlorothiazide adalah kombinasi dua obat yang digunakan untuk mencegah tekanan darah tinggi. [1, 2, 3]
Daftar isi
Metoprolol + Hydrochlorothiazide adalah nama dari dua obat yakni Metoprolol dan Hydrochlorothiazide. [1,2]
Metoprolol adalah sebuah obat golongan penghambat beta (beta blocker). Obat ini bekerja menghalangi aksi bahan kimia alami tertentu dalam tubuh, seperti epinefrin yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah. [2,3]
Akibat dari aksi tersebut, Metoprolol diyakini mampu menurunkan tekanan darah dan tekanan pada jantung sehingga kondisi seperti hipertensi yang menyebabkan stroke, gagal ginjal dan serangan jantung dapat terhindarkan. [2]
Sedangkan Hydrochlorothiazide adalah obat jenis thiazide diuretic (“pil air”/water pill). Obat ini digunakan untuk mencegah tubuh dari penyerapan garam yang berlebihan hingga menimbulkan retensi cairan (edema). [2]
Hydrochlorothiazide akan meningkatkan jumlah urin sehingga pasien akan sering merasa ingin buang air kecil dan hal itu membantu mengurangi cairan yang berlebihan dalam tubuh dan sekaligus melonggarkan pembuluh darah. Dengan begitu darah dapat mengalir lebih mudah. [2]
Oleh karena itu, gabungan kedua obat ini (Metoprolol + Hydrochlorothiazide) dimanfaatkan untuk mengobati tekanan darah tinggi/hipertensi. [2, 3]
Perhatikan tabel berikut untuk uraian selanjutnya; [1]
Indikasi | Obat hipertensi |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Obat-obat beta blockers dan diuretics |
Bentuk | Tablet, sirup, kaplet, infus, drop, dan suppositoria. |
Kontraindikasi | → Pasien dengan gangguan blok atrioventrikular derajat 2 atau 3. → Pasien yang memiliki sinus bradikardia. → Pasien yang mengalami syok kardiogenik. → Pasien dengan gangguan gagal jantung kongestif. → Pasien anuria. → Pasien hipotensi sistolik (<100 mmHg). → Pasien dengan gangguan gagal ginjal atau hati yang parah. → Pasien hipokalaemia dan hiponatremia yang resisten terhadap terapi. → Pasien hiperkalsemia. → Pasien hiperurisemia simptomatik. → Ibu menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Metoprolol + Hydrochlorothiazide: → Pasien dengan gangguanginjal atau hati. → Pasien diabetes mellitus (DM). → Pasien hiperlipidemia. → Pasien hiperurisemia. → Pasien dengan gangguan hipertensi ventrikel kiri dan ektopik ventrikel. → Pasien tirotoksikosis. → Pasien yang mengalami operasi besar. → Pasien dengan gangguan angina Prinzmetal. → Pasien dengan penyakit saluran napas obstruktif. → Pasien yang akan menerima pembiusan (anestesi umum). → Tidak direkomendasikan untuk pengobatan awal hipertensi. → Pasien lansia. → Ibu hamil dan menyusui. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO (Diminum): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Metoprolol + Hydrochlorothiazide adalah dua gabungan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati hipertensi. Menurunkan hipertensi tinggi membantu mencegah penyakit seperti,stroke, serangan jantung hingga masalah ginjal. [1, 2, 3]
Dan mungkin beberapa manfaat lainnya yang tidak termasuk dalam daftar petunjuk obat. Ikuti instruksi dokter bila ada manfaat lain yang disarankannya. [3]
Metoprolol + Hydrochlorothiazide diresepkan kepada pasien dewasa melalui pemberian oral/diminum. Dosis yang diberikan adalah sebagai berikut: [1]
Hipertensi Oral/Diminum → Metoprolol 100mg + hidrochlorotiazide 12,5 mg, diminum 1-3 tablet setiap hari sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. |
Efek samping yang ditimbulkan oleh Metoprolol + Hydrochlorothiazide bisa bermacam-macam. Beberapa pasien mungkin saja tidak mengalami efek samping berikut, namun beberapa pasien mungkin akan mengalami efek samping berikut secara ringan hingga berat. Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila beberapa efek samping berikut ini terjadi dan mengganggu Anda: [2,3]
Umumnya dilaporkan:
Kurang umum:
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut: [3]
Umumnya dilaporkan:
Kurang atau jarang dilaporkan:
Info Efek Samping Tenaga Medis; [3]
Berikut ini adalah uraian detail tentang Metoprolol + Hydrochlorothiazide. Pokok-pokok uraian seperti tampak pada tabel; [1,3]
Penyimpanan | Tablet: → Simpan pada suhu ruangan dalam kemasan tertup → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Metoprolol adalah golongan obat β-blocker kardioselektif yang menyebabkan penurunan denyut jantung, curah jantung dan tekanan darah. Sedangkan, Hydrochlorothiazide meningkatkan ekskresi natrium dan klorida ginjal serta mengurangi beban jantung. Gabungan kedua obat ini memberikan efek tambahan untuk mencegah hipertensi. Onset: metoprolol: Efek puncak: 1,5-4 jam; hydrochlorothiazide: kira-kira 2 jam untuk diuresis, efek puncak: 4-6 jam. Durasi: metoprolol: 10-20 jam; hydrochlorothiazide: 6-12 jam. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Metoprolol: 95%, cepat dan lengkap; hidroklorotiazid: sekitar 50-80%. Penyerapan dan bioavailabilitas metoprolol dan Hydrochlorothiazide meningkat ketika dikonsumsi bersama makanan. Distribusi: Pengikatan protein: metoprolol: 12% menjadi albumin. Hydrochlorothiazide: 68%. Distribusi hidroklorotiazid: 3,6-7,8 l / kg. Metabolisme: Metoprolol: metabolisme hepatik ke-1 secara luas melalui CYP2D6; bioavailabilitas: sekitar 50%. Hydrochlorothiazide: tidak dimetabolisme; bioavailabilitas: 50-80%. Ekskresi: Metoprolol: eliminasi setengah umur: 3-8 jam; diekskresikan melalui urin (<5-10% sebagai obat tidak berubah). Hydrochlorothiazide: eliminasi setengah umur: 5.6-14.8 jam; ekskresi melalui urin sebagai obat tidak berubah. |
Interaksi dengan obat lain | → Efek tubocurarine dapat diperpanjang sementara. → kortikosteroid dapat meningkatkan risiko hipokalaemia. → Dapat memicu azotemia pada pasien ginjal. → Peningkatan efek hipotensi dengan: alkohol, α-blocker, anestesi umum, hidralazin, levodopa, MAOIs, metildopa, nitrat, fenotiazin, penghambat ACE, adrenergik neuron blocker, aldesleukin, alprostadil, antagonis reseptor antagonis-II, hipotoksik dan TCAsikotoksik , penghambat saluran kalsium, clonidine, diazoxide, minoxidil, moxisylyte, moxonidine, sodium nitroprusside dan tizanidine. → Obat Hydrochlorothiazide meningkatkan konsentrasi flukonazol dalam plasma. → β-blocker dapat menutupi tanda-tanda peringatan hipoglikemia dengan antidiabetik dan peningkatan efek hipoglikemik insulin. → Efek hipotensi yang dihalangi oleh kortikosteroid, NSAID, estrogen, indometasin dan ketorolak. → Mengurangi konsentrasi plasma metoprolol dengan barbiturat dan rifampisin. → Peningkatan konsentrasi plasma Metoprolol dengan simetidin, citalopram, escitalopram, paroxetine dan propafenone. → Hipokalaemia yang berpotensi disebabkan oleh Hydrochlorothiazide dapat memicu aksi lidokain, mexiletine dan reboxetine. → Peningkatan risiko hipokalaemia dengan acetazolamide, amfoterisin, kortikosteroid dan teofilin. → Peningkatan risiko hiponatremia dengan carbamazepine dan chlorpropamide. → Peningkatan risiko sensitivitas dengan allopurinol (terutama pada gangguan ginjal). → Peningkatan risiko hiperkalsemia dengan garam kalsium, toremifene dan vitamin D. → Peningkatan risiko hipermagnesemia dengan siklosporin (dan risiko nefrotoksisitas). → Penyerapan tiazid dikurangi oleh colestipol dan colestyramine (ambil setidaknya 2 jam terpisah). Berpotensi Fatal: → Obat penipis Catecholamine seperti reserpin dapat menyebabkan efek aditif dan memicu hipotensi atau bradikardia → β-blocker dapat meningkatkan respon pasien terhadap alergen dan mengurangi efektivitas dosis adrenalin yang biasa dalam mengobati reaksi alergi → Peningkatan kadar metoprolol dengan artemether / lumefantrine (produsen menyarankan untuk dihindari) → Kemungkinan hipotensi berat dan gagal jantung dengan nifedipine, nisoldipine dan verapamil → Risiko hipertensi berat dengan adrenalin, noradrenalin (norephedrine) → Peningkatan risiko bradikardia, blok AV dan depresi miokard dengan amiodarone (risiko potensial dapat berlangsung beberapa minggu karena masa paruh amiodarone yang panjang), antiaritmia (termasuk glikosida jantung), diltiazem, flecainide, mefloquine (bradycardia) → HYdroklorotiaziade dapat mengurangi ekskresi litium, meningkatkan risiko toksisitas litium → Hipokalaemia yang berpotensi disebabkan oleh metoprolol dan Hydroklorotiaziade dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikel dengan amisulpride, pimozide, atomoxetine, sertindole, glikosida jantung, disopyramide, flecainide dan sotalol → Peningkatan risiko nefrotoksisitas dan ototoksisitas dengan senyawa platinum dan aminoglikosida. |
Interaksi dengan makanan | → Hindari mengonsumsi produk tanaman herbal dong quai karena dapat menyebabkan fotosensitisasi dan memiliki aktivitas estrogenik. →Hindari mengonsumsi bayberry, blue cohosh, cayenne, ephedra, jahe, ginseng (Amerika), pegagan, licorice dan yohimbe karena dapat memperburuk hipertensi. → Hindari mengonsumsi cohosh hitam, poppy California, coleus, anjing laut emas, hawthorn, mistletoe, peritwinkle, kina dan bawang putih karena dapat meningkatkan efek antihipertensi. |
Overdosis | ⇔ Gejala: hipotensi, bradikardia, bronkospasme, gagal jantung; sianosis; hipoglikemia; mual, haus; kram otot; kebingungan; biasanya terjadi 20 menit- 2 jam setelah konsumsi. Overdosis hidroklorotiazid menghasilkan kehilangan cairan dan elektrolit yang akut. ⇔ Cara Mengatasi: → Berikan pengobatan simtomatik dan suportif → Cairan dan induksi muntah, lavage lambung, arang aktif mungkin diperlukan → Eelektrolit, Elektrokardiogram (EKG), dan fungsi ginjal harus dipantau. |
Apa yang perlu saya ceritakan kepada dokter sebelum menggunakan Metoprolol + Hydrochlorothiazide?
Katakan kepada dokter bila Anda alergi terhadap obat sulfa, atau
jika Anda mengalami masalah dengan buang air kecil. Bila Anda memiliki gangguan gagal jantung kongestif, detak jantung lambat, masalah pada sirkulasi darah, asma atau gangguan pernapasan lainnya. [1,3]
Bagaimana seharusnya saya mengonsumsi Metoprolol + Hydrochlorothiazide?
Obat biasanya diminum atau dikonsumsi persis setelah makan atau boleh tanpa makanan. Tetaplah mengonsumsi obat ini walaupun Anda merasa sudah sembuh kecuali dokter menyarankan untuk berhenti. Jangan memberhentikan penggunaan Metoprolol + Hydrochlorothiazidesecara mendadak tanpa sepengetahuan dokter. [3]
Bagaimana caranya kalau saya kehilangan satu dosis obat ini?
Minumlah dosis yang terlewat saat itu juga. Dan bila sudah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat. [3]
Apa yang perlu saya hindari ketika sedang menggunakan Metoprolol + Hydrochlorothiazide?
Hindari minum-minuman beralkohol karena dapat menyebabkan efek samping berbahaya pada obat. Hindari keringat berlebihan atau dehidrasi selama berolahraga. Selanjutnya ikuti instruksi dokter perihal aktvitas atau makanan-makanan tertentu yang disarankan untuk dihindari atau dikonsumsi. [3]
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Metoprolol + Hydrochlorothiazide; [2,3]
Brand Merek Dagang |
Dutoprol |
Lopressor HCT |
1) Anonim. Diakses 2020. MIMS Indonesia. Metoprolol + Hydrochlorothiazide.
2) Anonim. Diakses 2020. Webmd. METOPROLOL-HYDROCHLOROTHIAZIDE.
3) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Hydrochlorothiazide and metoprolol.