Vertigo adalah penyakit dengan sensasi tubuh terasa berputar. Terjadinya vertigo bisa menjadi gejala dari penyakit dan kelainan. Gejala vertigo seperti rasa berputar-putar dan tidak seimbang. Ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan dengung pada salah satu bagian telinga[1].
Daftar isi
Fungsi Antivertigo
Antivertigo adalah obat yang khusus digunakan untuk mengobati vertigo, mual, dan muntah dengan penekanan vestibular dan juga antiemetik. Obat ini memiliki fungsi mengurangi vertigo dan juga mual, muntah[2].
Fungsi dan kegunaan dari antivertigo adalah[3] :
- Untuk pengobatan gangguan depresi mayor (MDD).
- Digunakan dalam kemoterapi dan pasca operasi.
- Untuk mengobati IBS yang didominasi diare.
- Digunakan dalam pengobatan depresi berat
- Sebagai obat untuk insomnia
- Untuk meningkatkan nafsu makan.
- Untuk mengobati gangguan panik, kecemasan parah, dan kejang.
- Digunakan dalam pengelolaan skizofrenia, gangguan bipolar 1, dan agitasi yang terkait dengan gangguan ini.
- Untuk mengobati gejala insomnia dan alergi
- Untuk pengobatan mual dan muntah pada kehamilan.
- Untuk pengobatan anoreksia dan penurunan berat badan
- Sebagai stimulan peristaltik
- Agen anti-emetik untuk dispepsia, gangguan pencernaan, nyeri epigastrium, mual, dan muntah.
- Untuk pengobatan penyakit refluks gastroesofagus, pencegahan mual dan muntah, dan untuk merangsang pengosongan lambung.
- Untuk pengobatan berbagai macam kondisi inflamasi, termasuk asma bronkial, serta gangguan endokrin dan rematik.
- Untuk mengobati air liur berlebihan, nyeri perut kolik, bradikardia, divertikulitis, dan mabuk perjalanan.
- Untuk pengobatan alergi musiman
Penggolongan Antivertigo
Antivertigo terbagi menjadi beberapa jenis kelas obat diantaranya adalah :
- Antagonis reseptor 5HT3
Obat ini digunakan untuk mengobati dan mencegah mual muntah terutama penyebab dari kemoterapi, terapi radiasi, dan pasca operasi[5].
- Antiemetik antikolinergik
Obat ini digunakan untuk mencegah atau mengobati mabuk perjalanan[6].
- Antiemetik lain-lain
Obat ini digunakan untuk mengobati anoreksia, penurunan berat badan pada pasien HIV, mual dan muntah dalam kemoterapi kanker[15].
- Antagonis reseptor NK1
Obat ini digunakan untuk mengobati pencegahan mual dan muntah akut yang tertunda[8].
- Antiemetik fenotiazin
Obat ini digunakan untuk mual dan muntah parah yang terjadi akibat kemoterapi atau radioterapi[1].
Penyakit yang Diatasi dengan Antivertigo
Setiap obat memiliki fungsi masing-masing dari setiap kondisi kesehatan. Berikut ini beberapa penyakit yang bisa di atasi dengan agen antivertigo yang di bedakan menjadi beberapa jenis kelas obat.
Antagonis reseptor 5HT3 diberikan untuk[5] :
- Mual / Muntah
- Mual / Muntah, Diinduksi Kemoterapi
- Mual / Muntah, Pasca Operasi
- Mual / Muntah, Radiasi Diinduksi
Antiemetik antikolinergik diberikan untuk :
- Reaksi alergi
- Rinitis Alergi
- Gejala Pilek
- Batuk
- Disfungsi Tabung Eustachius
- Reaksi Ekstrapiramidal
- Insomnia
- Mabuk
- Mual / Muntah
- Parkinsonian Tremor
- Pruritus
- Urtikaria
- Vertigo
Antiemetik lain-lain diberikan untuk[7] :
- Wasting Terkait AIDS
- Anoreksia
- Kegelisahan
- Gastroparesis
- GERD
- Agitasi ICU
- Insomnia
- Anestesi Ringan
- Migrain
- Mual / Muntah
- Mual / Muntah Kehamilan
- Mual / Muntah, Diinduksi Kemoterapi
- Mual / Muntah, Pasca Operasi
- Gangguan panik
- Gangguan Depresif yang Persisten
- Ujian Radiografi
- Skizofrenia
- Sedasi
- Intubasi Usus Halus
- Status Epileptikus
Antagonis reseptor NK1 diberikan untuk[8]:
- Mual / Muntah, Diinduksi Kemoterapi
- Mual / Muntah, Pasca Operasi
Antiemetik fenotiazin diberikan untuk[10]:
- Keadaan gelisah
- Reaksi alergi
- Rinitis Alergi
- Anafilaksis
- Kegelisahan
- Cegukan
- Sedasi Ringan
- Mania
- Mabuk
- Mual / Muntah
- Opiat Adjunct
- Penarikan Opiat
- Porphyria
- Psikosis
- Skizofrenia
- Sedasi
- Tetanus
- Urtikaria
- Vertigo
Cara Kerja Antivertigo
Timbulnya muntah di kendalikan oleh empat zona pemicu yaitu zona pemicu kemoreseptor, inti vestibular, korteks serebral, dan saluran gastrointestinal[4].
Peranan untuk jenis kelas obat antivertigo yaitu reseptor serotonin (5-HT3), muskarinik dan histamin (H1) adalah sebagai pengendali pencegahan muntah[4].
Dopamin, serotonin (5-HT3) dan reseptor opioid bekerja untuk mengendalikan pemicu kemoreseptor yang sangat sensitif terhadap rangsangan kimiawi[4].
Pelepasan serotonin yang sudah rusak yang diakibatkan karena kemoterapi dan radiasi adalah sel yang melapisi bagian dari saluran gastrointestinal. Serotonin sendiri bekerja dengan cara mengikat reseptor serotonin di pusat saraf menuju pusat muntah pada otak sehingga dapat merangsang saraf lain[5].
Untuk obat Antagonis reseptor 5-HT3 berfungsi mencegah serotonin mengikat reseptor 5-HT3 yang ada di usus untuk mengatasi rasa mual dan muntah setelah operasi[5].
Contoh Obat Antivertigo
Antivertigo tersedia dalam bentuk tablet, larutan intravena. larutan intramuskular, konsentrat oral, kit oral, bubuk oral. Obat ini hanya bisa di dapat dari resep dokter atau di jual bebas. Sebagian dari obat ini telah dihentikan. Berikut ini contoh obat antivertigo dengan jenis kelas obatnya.
Contoh obat Antagonis reseptor 5HT3 generasi pertama [5]:
- Dolasetron
- Granisetron
- Ondansetron
Contoh obat Antagonis reseptor 5HT3 generasi kedua [5]:
Contoh obat antiemetik antikolinergik[6] :
- Meclizine
- Dimenhydrinate
- Diphenhydramine
- Trimethobenzamide
- Scopolamine
Contoh obat dari Antiemetik lain-lain[7] :
- Lorazepam
- Dronabinol
- Doxylamine / pyridoxine
- Nabilone
- Metoclopramide
- Netupitant / palonosetron
- Amisulpride
Contoh obat dari Antagonis reseptor NK1[8] :
- Rolapitant
- Aprepitant
- Fosaprepitant
Contoh obat dari Antiemetik fenotiazin[10]:
- Prochlorperazine
- Promethazine
- Perphenazine
- Thiethylperazine
Efek Samping Antivertigo
Setiap obat tentunya memiliki efek samping yang berbeda-beda tergantung dengan penggunaan dosis dan penyakit yang di derita. Berikut efek samping agen antivertigo berdasarkan dengan kelasnya.
Antagonis reseptor 5HT3 terbagi menjadi dua subtipe yaitu Antagonis reseptor 5HT3 generasi pertama dan Antagonis reseptor 5HT3 generasi kedua.
- Efek samping umum Antagonis reseptor 5HT3 generasi pertama[11,12] :
- Sakit kepala ringan
- Pusing ringan
- Kantuk
- Rasa sakit
- Diare
- Sembelit
- Sakit perut seperti gangguan pencernaan
- Kehilangan nafsu makan
- Insomnia
- Demam
- Gejala flu
- Perasaan lelah
- Efek samping umum Antagonis reseptor 5HT3 generasi kedua :
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Detak jantung lambat atau
- Sakit kepala
Efek samping umum Antiemetik antikolinergik[13,14] :
- Sakit kepala
- Muntah
- Mulut kering
- Perasaan lelah
- Kantuk
- Hidung tersumbat
- Tenggorokan kering
- sembelit
- penglihatan kabur
- Merasa gelisah atau bersemangat (terutama pada anak-anak).
- Kram otot
- Kebingungan
- Suasana hati tertekan
- Nyeri, perih, terbakar, kemerahan, atau bengkak di tempat obat disuntikkan.
Efek samping umum dari Antiemetik lain-lain[16,17] :
- Pusing
- Mengantuk
- Lemah
- Merasa tidak stabil
- Pikiran atau ketakutan yang tidak biasa
- Perasaan sangat bahagia
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Insomnia
- Kalium rendah
- Perut kembung
Efek samping umum dari obat antagonis reseptor NK1[18,19] :
- Jumlah sel darah rendah
- Buang air kecil yang menyakitkan
- Luka mulut
- Cegukan
- Pusing
- Sakit perut, gangguan pencernaan , kehilangan nafsu makan.
- Diare
- Sembelit
- Cegukan
- Tes fungsi hati yang abnormal
- Sakit kepala
- Dehidrasi
- Nyeri di lengan atau kaki Anda
- Nyeri, mengeras, kemerahan, bengkak, atau gatal di tempat obat disuntikkan
- Batuk
- Merasa lemah atau lelah
- Demam
- Buang air kecil yang menyakitkan
Efek samping umum dari obat Antiemetik fenotiazin[20,21] :
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Mulut kering
- Hidung tersumbat
- Mual
- Sembelit
- Peningkatan nafsu makan
- Penambahan berat badan
- Penglihatan kabur
- Agitasi
- Merasa gelisah
- Sulit tidur
- Kulit kemerahan
- Gatal
- Ruam
- Melewatkan periode menstruasi
- Impotensi
- Ejakulasi abnormal
- Dering di telinga
- Merasa gugup
- Perasaan lelah
- Insomnia
- Diare
- Sembelit
- Peningkatan keringat atau buang air kecil
- Payudara bengkak atau keluarnya cairan
Jangan gunakan obat ini bersama dengan alkohol karena akan mengakibatkan potensi efek aditif. Obat tidak diperbolehkan konsumsi anak-anak di bawah umur 6 bulan karena akan timbul efek samping yang serius[22].
Bagi anda yang sedang hamil atau menyusui hindari mengkonsumsi obat ini karena dapat meningkatkan resiko cacat lahir[22].