Aktivitas otak yang menyebabkan kehilangan kendali atas tindakan disebut dengan kejang. Dimana kondisi akan mengalami sentakan pada wajah, lengan, atau kaki.[1]
Terdapat banyak berbagai jenis kejang, dan kejang berlangsung selama beberapa detik atau menit dan terjadi untuk semua usia. Penyebabnya yang paling umum adalah epilepsi idiopatik.
Daftar isi
Fungsi Antikonvulsan
Antikonvulsan (AED) berfungsi untuk membantu implus saraf berjalan secara normal disepanjang sel saraf untuk membantu mencegah atau mengobati kejang.
Disaat otak bekerja secara normal, satu sama lainnya sel-sel saraf menggunakan sinyal listrik yang dikendalikan oleh satu sel saraf ke yang lainnya. Hal tersebut akan membuat tubuh untuk melakukan semua hal yang dibutuhkan dan di inginkannya.[2]
Selama kejang terjadi,perubahan tingkat sinyal listrik sel saraf menjadi meningkat atau tidak normal. Hal ini akan bertanggung jawab untuk tanda dan gejala kejang.
Yang menyebabkan perubahan itu adalah impuls saraf yang disebabkan oleh cedera pada bagian otak, stroke, tumor otak , penyebab genetik, masalah metabolisme, atau masalah toksisitas.
Antikonvulsan juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri saraf dan gangguan bipolar. Antikonvulsan menstabilkan tingkat impuls sel saraf dan digunakan untuk epilepsi, gangguan kejang, nyeri saraf (nyeri neuropatik) dan gangguan bipolar.
Penggolongan Antikonvulsan
Antikonvulsan terbagi menjadi beberapa kelas obat, antara lain :[2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18]
- Antagonis reseptor AMPA, digunakan untuk epilepsi dalam pengobatan kejang onset parsial.
- Antikonvulsan barbiturat, digunakan untuk mengobati semua jenis kejang kecuali kejang absen.
- Antikonvulsan benzodiazepin, digunakan untuk penanganan darurat kejang.
- Antikonvulsan karbamat, digunakan untuk yang tidak responsif terhadap obat antikonvulsan lainnya, karena dapat menyebabkan reaksi parah seperti anemia aplastik, hepatitis dan gagal hati.
- Antikonvulsan penghambat karbonat anhidrase, digunakan untuk mengobati epilepsi , glaukoma , penyakit gunung, dan juga sebagai diuretik.
- Antikonvulsan dibenzazepine, digunakan untuk mencegah atau mengurangi keparahan dan frekuensi kejang pada berbagai jenis epilepsi.
- Antikonvulsan turunan asam lemak, digunakan untuk mengobati kejang absen, kejang tonik-klonik, epilepsi mioklonik remaja dan kejang parsial kompleks.
- Analog asam gamma-aminobutyric, digunakan untuk mengobati kondisi tertentu yang terkait dengan penembakan saraf yang cepat.
- Penghambat reuptake asam gamma-aminobutyric, digunakan untuk mengobati epilepsi.
- Antikonvulsan hydantoin, digunakan untuk mengobati berbagai jenis kejang.
- Antikonvulsan lain-lain, mencegah atau mengurangi keparahan dan frekuensi kejang pada berbagai jenis epilepsi.
- Pembuka saluran kalium neuron, digunakan untuk mengobati kejang pada orang dewasa.
- Antikonvulsan oxazolidinedione, digunakan untuk mengobati kejang absen (petit mal).
- Antikonvulsan pyrrolidine, digunakan dalam pengobatan epilepsi.
- Antikonvulsan suksinimida, digunakan untuk mengobati kejang absen.
- Antikonvulsan triazin, digunakan untuk mengobati kejang absen, kejang parsial, kejang tonik-klonik, dan sindrom Lennox-Gastaut.
Penyakit yang Diatasi dengan Antikonvulsan
Masing-masing dari kelas obat Antikonvulsan terdapat beberapa penyakit dengan kondisi yang sama.
Antagonis reseptor AMPA diberikan untuk :[3]
- Epilepsi
- Kejang
Antikonvulsan barbiturat diberikan untuk :[4]
- Epilepsi
- Sedasi
- Pencegahan Kejang
- Kejang
Antikonvulsan benzodiazepin diberikan untuk :[5]
- Penarikan Alkohol
- Kegelisahan
- Endoskopi atau Premedikasi Radiologi
- Epilepsi
- Agitasi ICU
- Insomnia
- Sindrom Lennox-Gastaut
- Anestesi Ringan
- Sedasi Ringan
- Otot tegang
- Mual / Muntah
- Mual / Muntah, Diinduksi Kemoterapi
- Gangguan panik
- Sedasi
- Pencegahan Kejang
- Kejang
- Status Epileptikus
- Tetanus
Antikonvulsan karbamat diberikan untuk :[6]
- Epilepsi
- Sindrom Lennox-Gastaut
- Kejang
Antikonvulsan penghambat karbonat anhidrase diberikan untuk :[7]
- Busung
- Epilepsi
- Glaukoma
- Hidrosefalus
- Sindrom Lennox-Gastaut
- Pencegahan Migrain
- Penyakit Gunung / Penyakit Ketinggian
- Pencegahan Kejang
- Kejang
Antikonvulsan dibenzazepine diberikan untuk :[8]
- Gangguan bipolar
- Epilepsi
- Sindrom Lennox-Gastaut
- Gangguan Skizoafektif
- Kejang
- Neuralgia trigeminal
Antikonvulsan turunan asam lemak diberikan untuk :[9]
- Gangguan bipolar
- Epilepsi
- Mania
- Pencegahan Migrain
- Gangguan Skizoafektif
- Pencegahan Kejang
- Kejang
Analog asam gamma-aminobutyric diberikan untuk :[10]
- Gangguan bipolar
- Epilepsi
- Mania
- Pencegahan Migrain
- Gangguan Skizoafektif
- Pencegahan Kejang
- Kejang
Penghambat reuptake asam gamma-aminobutyric diberikan untuk :[11]
- Sindrom Dravet
- Epilepsi
- Kejang
Antikonvulsan hydantoin diberikan untuk :[12]
- Epilepsi
- Bedah saraf
- Pencegahan Kejang
- Profilaksis Kejang Selama atau Setelah Bedah Saraf
- Kejang
- Status Epileptikus
Antikonvulsan lain-lain diberikan untuk :[13]
- Keracunan Barium
- Sindrom Dravet
- Epilepsi
- Hipomagnesemia
- Sindrom Lennox-Gastaut
- Kegemukan
- Pencegahan Kejang
- Kejang
- Kompleks Tuberous Sclerosis
- Aritmia Ventrikel
Pembuka saluran kalium neuron diberikan untuk :[14]
- Epilepsi
- Kejang
Antikonvulsan oxazolidinedione diberikan untuk :[15]
- Kejang
Antikonvulsan pyrrolidine diberikan untuk :[16]
- Epilepsi
- Kejang
Antikonvulsan suksinimida diberikan untuk :[17]
- Kejang
Antikonvulsan triazin diberikan untuk :[18]
- Gangguan bipolar
- Epilepsi
- Gangguan Skizoafektif
- Pencegahan Kejang
Cara Kerja Antikonvulsan
Antikonvulsan bekerja dengan menjaga impuls sel saraf dengan normal sehingga tidak menjadi berlebihan dan tidak terkontrol. Caranya mengontrol belum sepenuhnya dipahami, tetapi melalui aksinya pada neurotransmiter bekerja pada reseptor seperti glutamat, atau dengan mengubah saluran listrik di sel saraf.[2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18]
Sebagian besar Antikonvulsan dapat secara luas masuk ke dalam kelas-kelas berikut berdasarkan mekanisme kerjanya, meliputi :
- Antagonis reseptor AMPA, sebagai antagonis non-kompetitif reseptor AMPA, reseptor glutamat yang berpartisipasi dalam neurotransmisi rangsang.
- Antikonvulsan barbiturat, bekerja dengan menekan aktivitas sistem saraf pusat, meningkatkan aksi GABA, yang merupakan neurotransmitter penghambat, dan menghambat inisiasi pelepasan yang akan memulai kejang. Barbiturat memfasilitasi pembukaan saluran klorida yang dimediasi GABA dan meningkatkan efektivitas GABA.
- Antikonvulsan benzodiazepin, bekerja pada reseptor gamma-aminobutyric acid-A (GABA-A), penyerapannya dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah, dimetabolisme oleh hati menjadi metabolit aktif.
- Antikonvulsan karbamat, memiliki mekanisme kerja yang tidak pasti, memiliki beberapa efek penghambatan pada reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) dan sedikit mempotensiasi aktivitas asam gamma-aminobutirat (GABA). Dan memiliki spektrum aktivitas yang luas.
- Antikonvulsan penghambat karbonat anhidrase, bekerja dengan menghambat enzim karbonat anhidrase.
- Antikonvulsan dibenzazepine, bekerja pada reseptor yang berbeda di otak dan memiliki cara kerja yang berbeda. Mekanisme nya dengan peningkatan aksi GABA dan penghambatan aktivitas saluran natrium. Serta penghambatan saluran kalsium dan reseptor glutamat.
- Antikonvulsan turunan asam lemak, ketersediaan asam gamma-aminobutirat (GABA) ditingkatkan, suatu neurotransmitter penghambat. Meningkatkan aksi GABA atau meniru aksinya di situs reseptor postsynaptic. Juga memblokir saluran natrium gerbang tegangan dan saluran kalsium tipe-T, sehingga menyebabkan aktivitas penghambatan di otak.
- Analog asam gamma-aminobutyric, dengan mengikat saluran kalsium di dalam sel saraf, meningkatkan seberapa baik sel otak merespons GABA atau membuat pelepasan GABA lebih mudah.
- Penghambat reuptake asam gamma-aminobutyric, dengan mengikat pengangkut asam gamma-aminobutyric dan menghambat reuptake GABA. Sehingga meningkatkan kadar GABA ekstraseluler dan meningkatkan aktivitas sinaptik yang dimediasi GABA di otak.
- Antikonvulsan hydantoin, dengan memperlambat transmisi sinaptik, memblokir saluran natrium dari pemulihan keadaan tidak aktif, dan menghambat neuron dari pengaktifan. Hal ini menghentikan eksitasi berulang sel.
- Antikonvulsan lain-lain, bekerja dengan meningkatan aksi GABA dan penghambatan aktivitas saluran natrium. Juga penghambatan saluran kalsium dan reseptor glutamat.
- Pembuka saluran kalium neuron, bekerja mengurangi rangsangan saraf dengan mengaktifkan saluran kalium dengan gerbang tegangan dari subfamili Kv7.
- Antikonvulsan oxazolidinedione, mekanisme kerjanya yang tepat tidak diketahui.
- Antikonvulsan pyrrolidine, mekanisme kerja yang tepat tidak diketahui namun, dapat memperlambat transmisi saraf.
- Antikonvulsan suksinimida, saluran kalsium tipe-T dihambat dan juga menghambat pelepasan ‘lonjakan dan gelombang’ talamik tiga siklus per detik saat tidak ada kejang.
- Antikonvulsan triazin, bekerja di saluran natrium prasinaps dan menghambat pelepasan neurotransmiter rangsang, glutamat dan aspartat.
Contoh Obat Antikonvulsan
Antikonvulsan tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, suspensi dan larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Contoh Antagonis reseptor AMPA dengan resep dokter termasuk :[3]
Contoh Antikonvulsan barbiturat dengan resep dokter termasuk :[4]
- Mephobarbital
- Primidone
- Phenobarbital
Contoh Antikonvulsan benzodiazepin dengan resep dokter termasuk :[5]
Contoh Antikonvulsan karbamat dengan resep dokter termasuk :[6]
- Felbamate
- Cenobamate
Contoh Antikonvulsan penghambat karbonat anhidrase dengan resep dokter termasuk :[7]
- Topiramate
- Acetazolamide
- Zonisamide
- Acetazolamide
Beberapa contoh Antikonvulsan dibenzazepine dengan resep dokter termasuk :[8]
- Rufinamide
- Oxcarbazepine
- Karbamazepin
- Oxcarbazepine
- Eslicarbazepine
Contoh Antikonvulsan turunan asam lemak dengan resep dokter termasuk :[9]
- Asam valproik
- Divalproex sodium
- Asam valproik
Contoh Analog asam gamma-aminobutyric dengan resep dokter termasuk :[10]
- Gabapentin
- Gabapentin enacarbil
- Pregabalin
- Vigabatrin
Contoh Penghambat reuptake asam gamma-aminobutyric dengan resep dokter termasuk :[11]
- Tiagabine
- Stiripentol
Contoh Antikonvulsan hydantoin dengan resep dokter termasuk :[12]
- Phenytoin
- Ethotoin
- Fosphenytoin
- Mephenytoin
Contoh Antikonvulsan lain-lain dengan resep dokter termasuk :[13]
- Cannabidiol
- Magnesium sulfat
- Lacosamide
- Fenfluramine
Contoh Pembuka saluran kalium neuron dengan resep dokter termasuk :[14]
- Ezogabine
Contoh Antikonvulsan oxazolidinedione dengan resep dokter termasuk :[15]
- Trimethadione
Contoh Antikonvulsan pyrrolidine dengan resep dokter termasuk :[16]
Contoh Antikonvulsan suksinimida dengan resep dokter termasuk :[17]
- Ethosuximide
- Methsuximide
Contoh Antikonvulsan triazin dengan resep dokter termasuk :[18]
Efek Samping Antikonvulsan
Antikonvulsan dapat menyebabkan efek samping yang tidak di inginkan.
Beberapa efek samping umum dari Antagonis reseptor AMPA termasuk:[19]
- Sakit kepala , pusing, mengantuk
- Merasa cemas, lelah, atau mudah tersinggung
- Mual , muntah , sakit perut
- Memar
- Penambahan berat badan
- Kehilangan koordinasi
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan barbiturat termasuk:[20]
- Pusing , mengantuk, sensasi berputar
- Masalah dengan keseimbangan atau gerakan otot
- Mual , muntah , kehilangan nafsu makan
- Merasa lelah atau mudah tersinggung
- Penglihatan kabur
- Ruam
- Impotensi , masalah seksual
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan benzodiazepin termasuk:[21]
- Kantuk
- Perasaan lelah
- Kelemahan otot
- Kehilangan koordinasi
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan karbamat termasuk:[22]
- Pusing, mengantuk
- Sakit kepala
- Masalah tidur (insomnia)
- Penurunan berat badan
- Mual, muntah
- Penglihatan ganda
- Perubahan indra perasa
Beberapa efek samping umum dari penghambat karbonat anhidrase termasuk:[23]
- Pusing , mengantuk, perasaan lelah, reaksi lambat
- Masalah dengan ucapan atau ingatan
- Penglihatan abnormal
- Mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki Anda, sensasi berkurang (terutama di kulit)
- Perubahan indra perasa
- Merasa gugup
- Mual , diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan
- Demam, penurunan berat badan
- Gejala pilek seperti hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan dibenzazepine termasuk:[24]
- Sakit kepala
- Pusing , mengantuk
- Mual
- Merasa lelah
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan turunan asam lemak termasuk:[25]
- Mual, muntah, sakit perut, diare ;
- Pusing , mengantuk, lemah
- Sakit kepala ;
- Tremor, masalah berjalan atau koordinasi
- Penglihatan kabur, penglihatan ganda;
- Rambut rontok ; atau
- Perubahan nafsu makan, penambahan berat badan.
Beberapa efek samping umum dari Analog asam gamma-aminobutyric termasuk:[26]
- Sakit kepala
- Pusing , mengantuk, kelelahan
- Masalah dengan keseimbangan atau gerakan mata
- (Pada anak-anak) demam, mual , muntah
Beberapa efek samping umum dari Penghambat reuptake asam gamma-aminobutyric termasuk:[27]
- Kelelahan, kekurangan energi;
- Pusing , mengantuk
- Mual , sakit perut
- Merasa gugup atau mudah tersinggung
- Tremor; atau
- Kesulitan berkonsentrasi.
Beberapa efek samping umum dari Antikonvulsan hydantoin termasuk:[28]
- Mengantuk, kebingungan
- Pidato cadel
- Gerakan mata abnormal
- Masalah dengan keseimbangan atau gerakan otot
Beberapa efek samping umum dari antikonvulsan lain-lain termasuk:[29]
- Kantuk
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Merasa lemah atau lelah
- Infeksi (demam, gejala flu, batuk, bengkak, kemerahan, gatal)
- Diare
- Masalah tidur (insomnia)
- Ruam
- Tes fungsi hati yang abnormal
Beberapa efek samping umum dari Pembuka saluran kalium neuron termasuk:[30]
- Penurunan frekuensi buang air kecil
- Penurunan volume urin
- Kesulitan buang air kecil (dribbling)
- Buang air kecil yang menyakitkan
- Gemetar di tungkai, lengan, tangan, atau kaki
Beberapa efek samping umum dari antikonvulsan oxazolidinedione termasuk:[31]
- Terbakar, merangkak, gatal, mati rasa, menusuk, “kesemutan”, atau perasaan kesemutan
- Pusing atau pusing
- Kantuk
- Perasaan gerakan konstan diri atau lingkungan
- Cegukan
- Kehilangan selera makan
- Sensasi berputar
- Sakit perut atau stres
- Kesulitan tidur
- Penurunan berat badan
Beberapa efek samping umum dari antikonvulsan pyrrolidine termasuk:[32]
- Pusing, mengantuk, kelelahan
- Kelemahan
- Merasa agresif atau mudah tersinggung
- Kehilangan selera makan
- Hidung tersumbat
- Infeksi
Beberapa efek samping umum dari antikonvulsan suksinimida termasuk:[33]
- Sakit perut , mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan
- Diare , penurunan berat badan
- Cegukan
- Bengkak di lidah atau gusi
- Sakit kepala , pusing , kesulitan berkonsentrasi
- Merasa lelah
Beberapa efek samping umum dari antikonvulsan triazin termasuk:[34]
- Sakit kepala, pusing
- Penglihatan kabur, penglihatan ganda
- Tremor, kehilangan koordinasi
- Mulut kering, mual, muntah, sakit perut, diare
- Demam, sakit tenggorokan, pilek
- Mengantuk, perasaan lelah
- Nyeri punggung
- Masalah tidur (insomnia)
Perampanel dapat membentuk kebiasaan, bila disalah gunakan akan menyebabkan kecanduan, overdosis bahkan kematian. Simpanlah obat ditempat yang tidak terjangkau oleh orang lain. Menjual atau memberikan perampanel melanggar hukum.[19]
Beberapa yang menggunakan primidone memiliki pikiran bunuh diri saat menggunakannya. Diperlukan pemeriksaan kemajuan yang Anda alami pada kunjungan rutin. Kelauarga harus waspada terhadap perubahan suasana hati dan gejala yang Anda alami.[20]
Jika Anda mengguankan dizepam dengan obat opioid, alkohol atau bahkan obat lain yang dapat menyebabkan kantuk atau membbuat napas Anda menjadi lambat, efek samping yang fatal pun akan dapat terjadi.[21]
Segera hubungi dokter Anda jika mengalami memar atu pendarahan yang tidak biasa, atau tanda-tanda munculnya infeksi baru. Felbanate dapat meningkatkan risiko pendarahan atau infeksi.[22]