Glatiramer Acetate : Manfaat, Dosis, Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Glatiramer Acetate adalah obat generik yang digunakan untuk mengobati beberapa kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh sklerosis multiple atau sklerosis ganda[1,2,3,4].

Obat ini mampu untuk mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang saraf di otak dan sumsum tulang belakang[2].

Apa itu Glatiramer Acetate?

Berikut ini adalah keterangan awal dari Glatiramer Acetate yang dimulai dari indikasi hingga aturan penggunaan[1,2,3,4].

IndikasiSklerosis Multiple/ Sklerosis Ganda
KategoriResep Dokter
KonsumsiDewasa
KelasVaksin, Anti-serum, dan Imunologi
BentukSuntikan
KontraindikasiHipersensitif.
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Glatiramer Acetate:
→ Pasien yang memiliki alergi terhadap Glatiramer Acetate dan Mannitol
→ Pasien dengan penyakit jantung seperti nyeri dada atau serangan jantung
→ Pasien yang memiliki pengobatan dengan terapi atau obat herbal, suplemen, vitamin, atau obat lain seperti obat antibodi monoklonal
→ Pasien dengan ketergantungan alkohol dan narkoba
→ Pasien dengan riwayat penyakit infeksi akut, gangguan kejiwaan, dan penyakit mematikan dalam waktu 5 tahun terakhir
→ Pasien yang sedang atau dalam kurun waktu 6 bulan terakhir menjalani perawatan terhadap sklerosis multiple dengan obat imunomodulasi
→ Pasien yang akan menjalani operasi, donor organ, atau implantasi
→ Pasien dengan gangguan ginjal dan hati
→ Anak-anak, ibu hamil dan menyusui

Beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Glatiramer Acetate :
→ Tidak boleh digunakan melalui suntikan pada vena atau ke dalam otot
→ Tidak disarankan untuk menggunakan alkohol atau narkoba
→ Tidak disarankan untuk menggabungkan dengan obat lain selama penggunaan Glatiramer Acetate kecuali dengan ijin dokter
→ Tidak boleh membagikan dosis obat pribadi kepada orang
→ Tidak menyuntikkan obat ini di dekat pusar, pinggang, atau kulit yang merah, sakit, memar, atau bekas luka
→ Obat ini disuntikkan pada lengan, paha, pinggul, atau perut bagian bawah
→ Obat ini tidak dapat disuntikkan pada tempat yang sama sebanyak 2 kali berturut – turut
→ Disarankan untuk mencatat tanggal suntik dan menyuntikkan di klinik atau rumah sakit
→ Apabila seseorang akan memakai obat ini di rumah, maka memilih bagian tubuh yang berbeda saat disuntikkan
→ Melakukan pemeriksaan berupa X-Ray, MRI, tes alergi, tes darah, dan tes urin terlebih dahulu
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui Injeksi Subkutan (Suntikan ke hipodermis atau lapisan kulit di bawah dermis):
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkendali pada wanita hamil.
Tinjauan
Glatiramer Acetate adalah obat berbentuk suntikan pada lapisan kulit yang diberikan bagi dewasa dan bertujuan untuk mengobati sklerosis multiple atau sklerosis ganda.

Manfaat Glatiramer Acetate

Glatiramer Acetate memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa kondisi kesehatan yang menurun, disebabkan oleh sklerosis multiple atau sklerosis ganda[1,2,4].

Beberapa kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh Glatirames Acetate adalah sebagai berikut[4]:

  • Kelemahan pada anggota tubuh dan otot;
  • Anggota tubuh terasa mati rasa;
  • Kehilangan koordinasi dari otot;
  • Gangguan pada penglihatan dan kemampuan berbicara;
  • Gangguan dari kandung kemih.

Glatiramer Acetate juga mampu mengurangi episode pada saraf dari penyakit sklerosis multiple atau ganda yang terjadi selama 24 jam dan mengobati penyakit ini yang sering kambuh atau terjadi sepanjang waktu[4].

Dosis Glatiramer Acetate

Glatiramer Acetate diberikan hanya untuk dewasa. Pemberian kepada anak-anak harus sesuai dengan persetujuan dan pengawasan dokter[3].

Dosis Glatiramer Acetate Dewasa

Injeksi Subkutan (suntikan pada lapisan kulit di bawah dermis)
20 mg setiap 1 kali dalam sehari atau 40 mg 3 kali seminggu
→ Dosis sekali minum Maksimal: 40 mg
→ Interval Dosis Minimum: Satu kali dalam sehari (dosis 20 mg) dan 3 kali dalam seminggu (dosis 40 mg)
→ Dosis Maksimum: 120 mg/ minggu atau 20 mg/ hari

Catatan :
→ Apabila digunakan 3 kali seminggu dengan dosis 40 mg, maka menggunakan obat harus memiliki interval dosis selama 48 jam.
→ Dosis tidak boleh ditukarkan.

Efek Samping Glatiramer Acetate

Glatiramer Acetate tidak akan memberikan efek samping yang berbahaya jika digunakan dengan pengawasan dokter, dosis yang tepat, dan aturan penggunaan yang tepat.

Beberapa efek samping yang sering terjadi adalah sebagai berikut ini. Segera menghubungi dokter apabila efek samping ini semakin parah[1,2,4].

  • Rasa sakit disertai dengan kemerahan, bengkak atau benjolan pada tempat suntikan;
  • Tubuh menjadi lemah;
  • Depresi;
  • Memiliki mimpi yang tidak normal;
  • Rasa sakit di bagian punggung, leher, atau bagian tubuh lainnya;
  • Sakit kepala yang parah;
  • Kehilangan selera makan;
  • Mual, muntah, dan diare;
  • Pertambahan berat badan secara mendadak;
  • Pembengkakan pada tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah;
  • Bercak ungu di kulit;
  • Nyeri pada sendi, leher, dan punggung;
  • Rasa kebingungan dan kegugupan;
  • Mata juling;
  • Kesulitan untuk berbicara dan bernapas;
  • Getaran atau tremor pada tangan yang tidak bisa dikendalikan;
  • Rasa sakit dan nyeri pada telinga;
  • Periode menstruasi yang tidak teratur dan menyakitkan;
  • Gatal-gatal dan mengalami keputihan pada wanita;
  • Sering merasakan kebutuhan mendesak untuk buang air kecil dan buang air besar dan rasa nyeri saat buang air;
  • Otot terasa kencang;
  • Demam atau merasa hangat;
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur;
  • Bercak putih pada mulut, batuk, dan suara menjadi serak.

Beberapa efek samping yang berbahaya, segera menghentikan obat, dan membawa ke rumah sakit adalah sebagai berikut[1,4]:

  • Tanda reaksi dari alergi seperti ruam kulit, gatal – gatal, kulit gatal, merah, bengkak, mengelupas, atau melepuh dengan atau tanpa demam, mengi, sesak napas, kesulitan bernapas dan berbicara, dan pembengkakan pada mulut, tenggorokan atau lidah;
  • Tanda adanya infeksi seperti demam, kedinginan, sakit tenggorokan yang parah, sakit telinga, batuk dan terdapat lebih banyak dahak atau ada perubahan warna pada dahak, rasa sakit saat buang air kecil, luka pada mulut dan luka yang tidak sembuh;
  • Nyeri atau tekanan pada dada;
  • Pusing atau pingsan;
  • Berkeringat banyak dan kegelisahan;
  • Kelenjar menjadi bengkak;
  • Kerusakan jaringan lemak di bawah lapisan kulit;
  • Kematian jaringan pada kulit;
  • Adanya perubahan warna atau perubahan suhu pada daerah suntikan;
  • Detak jantung sangat cepat dan kesulitan menelan;
  • Sakit perut atau muntah;
  • Sakit punggung.

Beberapa efek samping menurut para tenaga medis ahli adalah sebagai berikut[1]:

Lokal/ Daerah Suntikan

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : eritema (43%), nyeri (40%), pruritus (27%), terdapat gumpalan (36%), edema (19%).
  • Umum (1 – 10%) : radang, memberikan reaksi, hipersensitivitas, fibrosis, dan atrofi.
  • Jarang (0.1 – 1%) : adanya hematoma, abses, hipertrofi, dan melanosis

Kardiovaskular

Hematologi

Saluran Pencernaan

Pernapasan

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : dispnea (14%).
  • Umumt (1- 10%) : Rhinitis, bronkitis, batuk, hiperventilasi, dan demam.
  • Jarang (0.1 – 1%) : Asma, pneumonia, epistaksis, hipoventilasi, dan perubahan suara
  • Laporan setelah pemasaran : embolus pada paru, efusi pleura, dan karsinoma paru – paru.

Hati

Laporan setelah pemasaran : sirosis dan hepatomegali

Dermatologi

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : Ruam (19%).
  • Umum (1 -10%) : hiperhidrosis, pruritus, urtikaria, kelainan kulit, eksim, herpes, ruam, atrofi kulit, dan kutil.
  • Jarang (0.1 hingga 1%) : kulit kering, hipertrofi kulit, angioedema, dermatitis kontak, jamur, neoplasma kulit jinak, ruam kulit, dan karsinoma kulit.
  • Laporan setelah pemasaran : trombositopenia.

Kelenjar Endokrin

Jarang (0.1 – 1%) : goiter dan kelebihan atau kekurangan tiroid.

Genitourinari

  • Umum (1 – 10%) : kandidiasis pada vagina, amenore, hematuria, impotensi, perdarahan pada vagina, dan frekuensi urin yang tidak normal.
  • Jarang (0.1 – 1%) : penurunan libido, vaginitis, keguguran, pembengkakan payudara, pembesaran payudara, nokturia, kista ovarium, fungsi seksual yang tidak normal, dan uretritis.
  • Laporan setelah pemasaran : kelainan urin, nefrosis, kanker pada rahim, payudara, atau kandung kemih.

Hipersensitivitas

Umum (1 – 10%) : hipersensitivitas, reaksi alergi, anafilaksis.

Imunologis

  • Sangat umum (10% atau lebih) : infeksi (30%) dan influenza (14%).
  • Umum (1 – 10%) : abses.
  • Tidak umum (0.1 – 1%) : selulitas dan penyakit serum

Metabolik

  • Umum (1 – 10%) : berat badan bertambah.
  • Laporan setelah pemasaran : kadar kolesterol tinggi.

Muskuloskeletal

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : nyeri punggung (12%)
  • Umum (1 – 10%) : menggigil.
  • Jarang (0.1 – 1%) : lipoma, radang sendi, gangguan otot, miopati, dan radang tendon.
  • Laporan setelah pemasaran : Lupus erythematosus sistemik, rheumatoid arthritis, dan kejang.

Sistem Saraf

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : nyeri (20%).
  • Umum (1 – 10%) : tremor, migrain, dan gangguan bicara.
  • Jarang (0.1 – 1%) : konvulsi, koma, hipokinesia, kelumpuhan wajah, neuralgia, dan paraplegia.
  • Laporan setelah pemasaran : Hidrosefalus, mielitis, meningitis, edema otak, dan neuralgia.

Mata

  • Umum (1 – 10%) : Gangguan mata, diplopia, dan cacat pada bidang visual atau penglihatan.
  • Jarang (0.1 – 1%) : fotosensitifitas, mata kering, otitits eksterna, katarak, ulkus kornea, neuritis optik, dan fotofobia.
  • Laporan setelah pemasaran : glaukoma dan kehilangan penglihatan.

Onkologis

  • Umum (1 – 10%) : neoplasma jinak pada kulit.
  • Laporan setelah pemasaran : reaksi mirip limfoma dan leukemia akut.

Lain

  • Sangat umum (10% hingga lebih) : Asthenia (22%).
  • Umum (1 – 10%) : edema, edema pada wajah, dan edema pada perifer.
  • Jarang (0.1 – 1%) : afasia, ataksia, dan kehilangan nafsu.

Psikiatrik

  • Sangat Umum (10% hingga lebih) : kecemasan (13%).
  • Umum (1 – 10%) : gugup, mimpi yang tidak normal, emosi tidak stabil, dan pingsan.
  • Jarang (0.1 – 1%) : upaya bunuh diri, gangguan depersonalisasi, halusinasi, gangguan konsentrasi, reaksi manik, gangguan pada memori, reaksi paranoid, depresi psikotik, dan pingsan sementara.

Ginjal

  • Jarang (0.1 – 1%) : nyeri pada ginjal.
  • Laporan setelah pemasaran : gagal ginjal.

Detail Glatiramer Acetate

Berikut ini adalah keterangan lengkap dari Glatiramer Acetate meliputi cara penyimpanan, cara kerja, dan interaksi dengan obat[1,3].

PenyimpananTablet / tutup / suspensi / solusi:
→ Simpan antara 2-8 ° C.
→ Simpan di kulkas namun tidak disimpan di freezer.
→ Lindungi dari cahaya dan panas.
→ Jika disimpan pada suhu ruangan, obat hanya boleh disimpan dan digunakan dalam waktu 1 bulan atau 30 hari.
→ Jangan digunakan dalam keadaan beku.
→ Jauhkan dari jangkauan anak dan binatang.
Cara KerjaDeskripsi :
Glatiramer Acetate adalah obat dari jenis imunomodulasi yang terdiri dari campuran polimer acak L-alanin, asam L-glutamat, L-lisin, dan L-tirosin.
Obat ini diperkirakan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan sel-T yang berpindah ke dalam SSP, menekan respon imun yang mampu menurunkan radang.

⇔ Farmakokinetik :
Distribusi : sejumlah kecil obat masuk ke dalam sirkulasi limfatik baik dalam jumlah utuh atau sebagian.
Metabolisme : melalui hidrolisis oleh jaringan kulit di bawah dermis dan otot.
Interaksi dengan obat lainObat kortikosteroid mampu meningkatkan efek samping dari obat.
Interaksi dengan makananAlkohol dapat meningkatkan efek samping
Overdosis ⇔ Gejala: pingsan, kejang, kesulitan bernapas, dan tidak dapat sadarkan diri
⇔ Cara Mengatasi: menghubungi dokter dan segera membawa ke rumah sakit.

Pertanyaan Seputar Glatiramer Acetate

Apakah Glatiramer Acetate berbahaya bagi wanita hamil?

Berdasarkan hasil penelitian terhadap hewan, obat ini memberikan efek buruk. Namun, belum ada penelitian memadai terhadap wanita hamil. Jadi, wanita hamil disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis ahli[1].

Apakah Glatiramer Acetate berbahaya bagi wanita menyusui?

Belum ada penelitian yang dilakukan terhadap wanita menyusui, tetapi obat ini diperkirakan mampu untuk diserap oleh ASI dan ini berbahaya bagi bayi. Wanita hamil disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter[1].

Apakah Glatiramer Acetate memberikan rasa kantuk?

Tidak terdapat dalam efek samping dari obat. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang hal ini sebelum menggunakan obat ini[1,3].

Apa Glatiramer Acetate berbahaya bagi pencandu alkohol?

Ya. Dalam sebuah penelitian, pencandu alkohol tidak disarankan untuk menjadi subyek dari percobaan karena alkohol dapat meningkatkan efek samping obat ini. Pencandu alkohol disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan menghentikan konsumsi alkohol selama pengobatan

Contoh Merek Glatiramer Acetate di Pasaran

Beberapa contoh merek Glatiramer Aceteate di pasaran adalah sebagai berikut[1]:

Brand Merek Dagang
Copaxone
Glatopa
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment