Diet Omni : Manfaat – Cara Kerja – Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Diet Omni?

Diet omni adalah diet yang diperkenalkan oleh Tana Amen pertama kali di tahun 2013, yakni diet dengan mengasup telr, ikan, daging merah serta makanan hewani lainnya kecuali produk susu dan olahannya [1,2].

Tana Amen sendiri merupakan ahli kesehatan dan kebugaran di mana menurutnya melakukan diet omni bermanfaat bagi orang-orang yang menginginkan berat badan turun cepat [1,2].

Tidak sekadar memberi manfaat pada penurunan berat badan, diet omni memberikan sejumlah manfaat lain bagi kesehatan [1,2].

Sekalipun para pelaku diet omni membuahkan hasil maksimal dan positif, beberapa ahli mengritisi metode diet omni karena dianggap terlalu ketat [1].

Manfaat Diet Omni

Diet omni memberikan sejumlah manfaat bagi tubuh, termasuk menjawab keraguan beberapa orang mengenai efektivitasnya dalam menurunkan berat badan.

Berikut ini adalah deretan manfaat ketika melakukan diet omni yang serupa dengan diet fleksitarian.

1. Memangkas Berat Badan

Diet Omni paling bermanfaat dalam menurunkan berat badan dan bahkan diklaim dalam 2 minggu mampu menurunkan sebanyak 5,4 kilogram [1].

Protein adalah asupan utama bagi pelaku diet ini di mana hal ini mencakup daging-dagingan dan makanan olahan [1,2].

Ini karena penurunan berat badan justru lebih mudah dan efektif dengan mengonsumsi protein, lemak sehat, ditambah dengan sayuran kaya serat [1,2,3,4].

Kalori di dalam makanan-makanan ini jauh lebih sedikit namun memberikan efek kenyang lebih cepat dan tahan lama [,1,3,4].

Makanan berlemak jenuh, berlemak trans, bergula tinggi, gandum, gluten dan produk susu adalah yang paling perlu dihindari sehingga pelaku diet Omni mampu memulai diet ini dengan asupan kalori rendah [1,2].

Penurunan berat badan juga didapat melalui olahraga rutin yang dianjurkan sebagai pengimbang dari diet ini [1,2].

Selain mengurangi lemak tubuh, diet Omni berguna dalam mengurangi massa otot dan kadar air [4,5].

Mengonsumsi makanan rendah kalori menandakan bahwa tubuh akan memanfaatkan glikogen (energi yang tersimpan) di mana 1 gram glikogen ini menahan sebanyak 3 gram air [6,7].

Maka jika semakin banyak glikogen yang terbakar, semakin banyak juga air yang terlepas sehingga berat badan turun secara cepat [6,7].

2. Mengontrol Rasa Lapar

Berat badan lebih cepat naik ketika rasa lapar tak terbendung dan cenderung tak mampu dikendalikan.

Sebagai akibatnya, seseorang akan makan setiap kali merasa lapar dan bahkan seringkali tanpa memerhatikan porsinya.

Diet Omni memang tidak berfokus pada penghitungan kalori yang masuk dan terbakar, namun kualitas nutrisi menjadi prioritas [1,2,8].

Makanan yang perlu dikonsumsi pelaku diet Omni adalah makanan berserat dan berprotein tinggi sehingga proses pencernaannya akan memakan waktu lebih lama sehingga rasa lapar tidak mudah datang [1,2].

Selain itu, diet Omni sangat membatasi asupan makanan dan minuman sehari-hari sehingga pilihan asupan yang bisa dikonsumsi pun lebih sedikit; pelaku diet menjadi tidak bisa makan terlalu banyak [9,10,11].

3. Menurunkan Risiko Penyakit Kronis

Karena prioritas asupan diet Omni adalah lemak sehat, sayur kaya serat dan protein (daging-daging tanpa lemak), hal ini tentu jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan.

Dengan mengonsumsi makanan sehat, berbagai risiko penyakit kronis atau serius dapat dihindari, seperti peradangan, diabetes, penyakit jantung, dan kanker tertentu [12,13,14].

Bahkan dengan asupan makanan sehat, tubuh akan terhindar dari obesitas, yakni kondisi yang seringkali memicu penyakit kronis pada tubuh [15].

Karena diet Omni pun disertai dengan olahraga rutin, maka efek penurunan berat badan secara sehat akan semakin optimal [1,2].

Cara Kerja Diet Omni

Diet Omni terdiri dari 3 fase yang perlu ditempuh pelaku diet dalam waktu 6 minggu.

Di awal, khususnya pada fase pertama dan kedua, tingkat keketatan sangat tinggi sementara pada fase ketiga tidak serestriktif awal.

Fase 1

Pada fase pertama diet Omni, peraturan yang perlu diikuti adalah menghindari konsumsi makanan tinggi gula, makanan tinggi lemak, dan makanan olahan [1,2].

Berikut ini adalah aturan diet Omni yang akan memberikan efek cepat pada penurunan berat badan [1] :

  • Mengonsumsi protein 3-4 jam sekali.
  • Minum smoothie khusus untuk diet Omni yang terbuat dari sayur-sayuran.
  • Hanya makan makanan yang diperbolehkan atau dianjurkan selama diet.
  • Tidak mengonsumsi makanan-makanan yang terdapat pada daftar makanan yang dilarang.
  • Menghindari makanan penutup.
  • Mengonsumsi buah hanya 90 gram per hari.
  • Melakukan detoksifikasi dengan 2 kali seminggun melakukan sauna.
  • Minum air putih dan bukan minuman lainnya.
  • Mengonsumsi suplemen setiap hari, berupa omega-3, probiotik, vitamin D dan mineral magnesium.

Fase 2

Setelah 2 minggu pertama melakukan fase pertama, fase kedua dapat dilanjutkan selama 2 minggu selanjutnya [1,2].

Aturan diet Omni pada fase kedua masih sama seperti aturan fase pertama, namun makanan penutup (bukan olahan) boleh dikonsumsi [1,2].

Pastikan makanan penutup tidak ada penambahan gula maupun tepung putih, salah satu contohnya adalah coklat hitam (dark chocolate) [1].

Pada fase kedua, sangat dianjurkan kepada pelaku diet untuk mulai melakukan olahraga, yaitu 30 menit setiap hari dengan berjalan kaki [1].

Dalam waktu 2 minggu, pastikan terjadi peningkatan pada intensitas olahraga, yait menjadi 30 menit olahraga yang melibatkan seluruh tubuh (intensitas sedang hingga berat) [1].

Fase 3

Pada fase ketiga, membutuhkan 2 minggu selanjutnya untuk mencapai hasil diet Omni yang diharapkan [1,2].

Fase ketiga sendiri merupakan fase terakhir pada diet Omni dan tingkat keketatan asupan makanan menurun pada fase ini [1,2].

Di fase ketiga, minuman anggur atau wine dapat dikonsumsi setiap minggu sebanyak 150 ml, namun pastikan untuk tidak mengonsumsi minuman beralkohol mengandung gluten maupun gula (cocktail campuran atau bir) [1].

Beberapa jenis makanan yang termasuk dalam pantangan mulai boleh untuk dikonsumsi, namun sebenarnya tidak dianjurkan [1,2].

Pelaku diet diharapkan tetap tahu batasan-batasan yang tepat selama melakukan diet Omni di fase ketiga [1].

Selama 4 minggu sebelumnya pelaku diet Omni berhasil mengikuti diet 90%, beberapa jenis minuman dan makanan boleh diasup walaupun tidak dianjurkan [1,2].

Apakah ada pengaturan waktu makan pada diet Omni?

Tidak ada aturan maupun rekomendasi mengenai waktu makan diet Omni.

Pelaku diet Omni boleh makan ketika sudah merasa lapar, namun membuat jadwal makan sendiri akan memudahkan agar tidak makan secara berlebihan.

Tidak masalah untuk memilih makan besar 3 kali sehari seperti pada umumnya, atau boleh juga 5-6 kali sehari makan dengan porsi sedikit-sedikit.

Penting untuk konsisten dengan waktu makan dan pilihan berapa kali makan dalam sehari.

Anjuran dan Pantangan Diet Omni

Pada diet Omni, terdapat makanan dan minuman yang dianjurkan maupun dilarang untuk memperoleh manfaat dari diet ini sendiri.

Anjuran Makanan dan Minuman

Daftar makanan maupun minuman yang boleh dan bahkan dianjurkan bagi pelaku diet Omni antara lain adalah :

1. Daging merah, daging unggas dan ikan, seperti [1,2] :

Daging merah, daging unggas dan ikan sangat dianjurkan pada diet Omni, namun pastikan bahwa daging tersebut organik, tanpa lemak, tanpa suntikan hormon, daging dari hewan yang memakan rumput, dan tanpa antibiotik [1,2].

Baik itu daging babi, daging ayam, daging domba, daging sapi, dan daging kalkun tanpa kulit ditambah dengan ikan hingga kerang dapat dikonsumsi [1,2].

Jenis ikan yang dianjurkan meliputi tuna, nila, forel, salmon, makarel, herring, dan halibut; begitu pula dengan udang [1,2].

2. Sayuran non-tepung, seperti [1] :

Sayuran non-tepung yang sebaiknya dikonsumsi selama menjalani diet Omni adalah [1] :

3. Minyak dan jenis lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi rutin dalam diet Omni harus organik dan mentah di mana diantaranya adalah [1] :

4. Telur omega-3 (boleh mengonsumsi bagian kuningnya juga) [1]

5. Bubuk protein [1]

6. Biji-bijian dan kacang-kacangan mentah tanpa garam [1,2]

7. Rempah (semua jenis baik dalam bentuk kering maupun segar) [1,2]

8. Tepung non-gandum atau tepung yang terbuat dari biji-bijian atau kacang-kacangan, seperti halnya tepung almond [1,2].

9. Minuman yang meliputi teh hijau, susu almond, susu kelapa, dan susu beras (semuanya tanpa pemanis tambahan). Namun yang paling diutamakan selama menjalani diet Omni adalah asupan air putih [1,2].

Pantangan Makanan dan Minuman

Pantangan makanan dan minuman di sini terbagi menjadi dua kategori, yaitu makanan dan minuman yang perlu dibatasi dan yang perlu dihindari sama sekali, yaitu sebagai berikut.

Makanan yang Dibatasi

1. Buah-buahan ini boleh dikonsumsi tapi harus sangat dibatasi dan jarang dimakan [1,2] :

3. Gandum non-gluten, yang meliputi quinoa, nasi merah, tortilla dan soba [1,2].

4. Protein nabati, yang meliputi seluruh jenis kacang yang telah dikeringkan, direndam semalaman dan dimasak sebelum dikonsumsi; protein nabati ini hanya boleh dikonsumsi secara terbatas pada fase ketiga [1,2].

5. Kopi yang boleh dikonsumsi setelah lewat jam 12 siang sebanyak 150-175 ml saja per hari [1].

6. Madu mentah [1]

7. Minyak untuk memasak yang meliputi minyak sayur, minyak kanola, dan minyak jagung (namun harus sangat dibatasi pemakaiannya) [1].

Makanan yang Dihindari

Untuk jenis-jenis makanan yang harus sama sekali dihindari antara lain adalah :

  1. Karbohidrat dan gula, seperti [1,2] :
  • Sereal
  • Gandum
  • Jagung
  • Gandum hitam
  • Nasi putih
  • Pasta
  • Gula pasir
  • Roti-rotian
  • Kue
  • Oatmeal instan
  • Tepung putih
  • Gandum hitam

2. Protein hewani, seperti daging olahan (sosis, daging babi asap, pepperoni, nugget) dan ikan yang dikembangbiakkan dalam jaring mengapung dekat laut [1,2].

3. Sayuran berupa kentang putih [1].

4. Saus seperti kecap kedelai dan saus bbq [1,2].

5. Produk susu dan olahannya, seperti yogurt, es krim, krim, keju, mentega) [1,2].

6. Protein berbasis tumbuhan, seperti makanan dan minuman yang terbuat dari kedelai [1,2].

7. Makanan olahan, seperti [1,2] :

  • Permen
  • Makanan beku
  • Makanan cepat saji / makanan instan
  • Biskuit
  • Keripik
  • Kue
  • Roti panggang (donat, croissant dan muffin)

8. Produk dari jagung, seperti keripik jagung, popcorn, minyak jagung, dan sirup jagung tinggi fruktosa.

9. Semua jenis gula olahan [1,2].

10. Minuman seperti soda khusus diet sekalipun, soda reguler, minuman ringan lainnya, minuman berenergi, dan semua jenis jus [1,2].

Risiko Diet Omni

Diet Omni pun memiliki sisi kurang atau lemah yang perlu diketahui, seperti halnya [2] :

  • Sulit diikuti, terutama pada fase pertama dan kedua yang terlampau ketat.
  • Cenderung mahal karena daging yang perlu dikonsumsi pun tidak boleh daging sembarangan (organik dan daging dari hewan pemakan rumput).
  • Walau mampu menurunkan berat badan cukup cepat, efeknya setelah usai menjalani diet Omni, berat badan bisa kembali naik; istilah untuk kondisi ini adalah yo-yo effect.

Kesimpulan

Sekalipun terlalu sulit dan ketat untuk diikuti, diet Omni tergolong diet yang menyehatkan karena merupakan praktek pola hidup seimbang.

Makan makanan organik, rendah lemak, rendah kalori, dan tinggi protein serta serat ditambah dengan olahraga rutin bermanfaat bagi kesehatan.

Tidak hanya berat badan turun, berbagai risiko penyakit dapat dikurangi melalui diet ini.

Agar lebih aman, sebelum memutuskan untuk menerapkannya selama 6 minggu (melewati 3 fase sulit), konsultasikan dengan dokter.

Perhatikan apa saja riwayat medis yang dimiliki sebelum menjalani diet Omni; lalu, efek penurunan berat badan yang terlalu cepat juga bisa menyebabkan efek yo-yo pada berat badan, maka pertimbangkan pula hal ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment