Glukokortikoid : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kaedaan dimana sel darah putih pada tubuh melindungi dari berbagai infeksi seperti bakteri dan virus disebut dengan peradangan. Pada beberapa penyakit contohnya saja seperti radang sendi, sistem pertahanan atau kekebalan di picu oleh peradangan saat tidak ada penyerang untuk melawan[1].

Gejala dari peradangan meliputi:

  • Kemerahan
  • Sendi bengkak yang terasa hangat saat disentuh
  • Nyeri sendi
  • Kekakuan sendi
  • Sendi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya

Fungsi Glukokortikoid

Glukokortikoid merupakan hormon kortikosteroid yang efektif untuk mengurangi peradangan juga untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh. Peradangan adalah sistem kekebalan terhadap zat yang berbahaya dan trauma juga merupakan bagian dari proses penyembuhan[2].

Jika peradangan tidak baik dan terus berlanjut, jaringan ditubuh bisa rusak. Dan dapat berlanjut pada kondisi kronis seperti diabetesobesitas, kanker, depresi dan penyakit jantung[2].

Glukokortikoid disekresikan dengan alami pada kelenjar adrenal sebagai respons tubuhu terhadap stres dan akan menimbulkan beberapa efek pada tubuh.  Obat glukokortikoid adalah versi sintetis dari hormon ini.

Glukokortikoid digunakan untuk mengobati keadaan dimana memiliki gejala peradangan, seperti:

Karena glukokortikoid menekan pada sistem kekebalan, maka akan dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti cacar air atau campak yang akan memiliki perjalanan lebih parah jika memakai glukokortikoid.

Penyakit yang Diatasi dengan Glukokortikoid

Terdapat beberapa penyakit yang di atasi dengan Glukokortikoid. Glukokortikoid diberikan untuk[2]:

Cara Kerja Glukokortikoid

Glukokortikoid merupakan salah satu jenis hormon kortikosteroid yang bekerja dengan sangat efektif dalam mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah beberapa cara kerja dari sekelompok obat Glukokortikoid[2,3,4]:

Melalui obat hidrokortison sebagai kortikosteroid digunakan untuk anti-inflamasi dan imunosupresifnya. Pada anti-inflamasi dikarenakan adanya penekanan migrasi leukosit polimorfonuklear dan pembalikan permeabilitas kapiler yang meningkat.

Dapat digunakan juga sebagai terapi pengganti pada insufisiensi adrenokortikal. Obat ini diserap dengan mudah dari saluran GI. Di distribusikan melewati plasenta dan dimetabolisme menjadi bentuk terhidrogenasi dan terdegradasi. Pengeluarannya melalui urin dengan takaran yang sedikit.

Melalui obat deksametason sebagai kortikosteroid yang sangat kuat dan bekerja dengan lama sebagai anti-inflamasi yang menekan migrasi neutrofil, produksi mediator inflamasi diturunkan dan akan mengembalikan peningkatan permeabilitas kapiler, serta respon imun pun ditekan.

Memiliki sifat untuk menahan Na dan akan membuatnya cocok untuk mengobati kondisi retensi air. Obat ini mudah diserap dari saluran gastrointestinal, dengan plasma puncak antara 1-2 jam. Di distribusikan melewati plasenta dan masuk kedalam ASI.

Dimetabolisme di hati oleh enzim, dan pengeluarannya melalui urin kisaran 65% dengan waktu paruhnya kira-kira 4 jam.

Contoh Obat Glukokortikoid

Glukokortikoid tersedia dalam bentuk tablet, cairan dan sirup. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Beberapa contoh Glukokortikoid dengan resep dokter termasuk[2]:

Efek Samping Glukokortikoid

Glukokortikoid dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari Glukokortikoid termasuk[2]:

  • Agitasi dan mudah tersinggung
  • Penglihatan kabur
  • Katarak atau glaukoma
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Pusing
  • Pertumbuhan rambut wajah pada wanita
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Retensi cairan
  • Sebuah sakit kepala
  • Tekanan darah tinggi
  • Peningkatan kadar gula darah, kolesterol, atau trigliserida
  • Meningkatnya risiko tukak lambung atau gastritis
  • Kehilangan kalium
  • Osteoporosis akibat penekanan kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium
  • Reaktivasi tuberkulosis laten
  • Sesak napas
  • Arik
  • Penambahan berat badan

Untuk penggunaan glukokortikoid dalam jangka panjang dapat menyebabkan sindrom cushing, yaitu gejala seperti punuk lemak di antara bahu, berat badan yang bertambah, wajah yang bulat, siklus haid menjadi tidak teratur, kelelahan serta depresi[2].

Glukokortikoid diminum sekali dalam sehari atau apabila diminum dua kali sehari maka harus diberikan pada waktu pagi dan siang hari. Sebab obat ini dapat menyebabkan insomnia[2].

Untuk yang menggunakan glukokortikoid dalam jangka panjang, dosis yang ekstra diberikan selama masa stres akut, seperti infeksi atau pembedahan yang parah untuk meniru lonjakan kortisol yang di produksi oleh tubuh selama peristiwa[2].

Jika penggunaan glukokortikoid dihentikan dengan tiba-tiba, dapat menimbulakn gejala seperti iritabilitas, mual, nyeri sendi, pusing , dan tekanan darah rendah.

Hentikanlah pengobatan secara perlahan, selama beberapa minggu atau bulan, untuk memungkinkan korteks adrenal kembali berfungsi penuh[2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment