Agen Imunologi : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Agen Imunologi ?

Agen Imunologi adalah obat yang berfungsi mengubah respon imun tubuh, yaitu dengan cara meningkatkan atau bisa dengan menekan sistem kekebalan imun tubuh[1].

Obat ini digunakan untuk melawan infeksi di dalam tubuh serta mencegah dan juga mengobati penyakit tertentu[1].

Fungsi Agen Imunologi

Agen imunologi digunakan untuk mengobati  imunosupresi, yaitu pencegahan penolakan pada graft sebagai obat kemoterapi kanker. Sebagian dari agen imunologi ini juga berfungsi dapat menurunkan terjadinya inflamasi, dan juga dapat digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis , kondisi autoimun, dan sebagainya[2].

Fungsi lain dari agen imunologi adalah[3]:

  • Sebagai sistem kekebalan baik dalam keadaan sehat ataupun dalam keadaan sakit.
  • Malfungsi sistem kekebalan pada gangguan imunologi seperti penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, dan penolakan transplantasi.
  • Dapat menyembuhkan beberapa kondisi seperti kondisi metabolik, kardiovaskular, dan neurodegeneratif seperti Alzheimer.
  • Memperkuat sistem imun tubuh
  • Meningkatkan reaksi kekebalan terhadap patogen tertentu
  • membantu sistem kekebalan melawan kanker

Penggolongan Agen Imunologi

Agen Imunologi terbagi menjadi 3 kelas obat, yaitu[1]:

Globulin imun

Globulin imun ini bertindak sebagai antibodi untuk melawan infeksi dalam tubuh. Obat ini diberikan kepada pasien yang memiliki sistem imun tubuh yang lemah agar daya tahan tubuh tetap kuat[4].

Imunostimulan

Imunostimulan adalah zat yang dapat merangsang pada sistem kekebalan tubuh. Imunostimulan terbagi menjadi 2, yaitu spesifik seperti vaksin yang dapat merangsang jenis antigenik tertentu.

Untuk yang non-spesifik tidak memiliki antigenik yang biasa digunakan untuk penyakit infeksi kronis, defisiensi imun, autoimunitas, dan penyakit neoplastik[5].

Imunostimulan dibagi menjadi beberapa kelas obat, yaitu :

  1. Vaksin bakteri

Vaksin bakteri adalah antibodi untuk melawan bakteri dan mencegah infeksi bakteri, seperti vaksin Tuberkulosis[6].

2. Faktor perangsang koloni

Faktor perangsang koloni ini digunakan pada pasien saat menjalani pengobatan kanker dengan jumlah sel darah putih rendah yang bisa berisiko infeksi[7].

3. Interferon

Interferon berfungsi untuk mengaktifkan selain lain sebagai sistem imun untuk menghancurkan patogen yang menyerang dalam tubuh. Interferon sejenis protein yang dihasikan oleh sel tumor yang telah terinfeksi irus, bakteri, dan asam nukleat lain[8].

4. Interleukin

Interleukin berfungsi mengatur sistem kekebalan tubuh[9].

5. Imunostimulan lainnya

Imunostimulan termasuk dalam vaksin bakteri, faktor perangsang koloni, interferon, interleukin, vaksin terapeutik, kombinasi vaksin dan vaksin virus. Jika tidak ada di antara kelas yang telah disebutkan, dapat di kategorikan sebagai imunostimulan lainnya[10].

  • Vaksin terapeutik

Vaksin terapeutik digunakan dalam pengobatan jenis kanker tertentu. Vaksini bekerja dengan cara merangsang sistem imun tubu untuk membantu respon sel kanker.

Obat ini juga digunakan untuk pencegahan tuberkulosis pada orang yang sebelumnya tidak terinfeksi M. tuberculosis[10].

  • Kombinasi vaksin

Obat kombinasi vaksin ini untuk mencegah beberapa penyakit. Obat ini bekerja dengan cara melindungi jenis obat infeksi yang disebabkan penyakit serupa[11].

  • Vaksin virus

Obat ini berguna untuk memicu respon imun dalam tubuh karena tidak bersifat patogen[12].

Agen imunosupresif

Agen imunosupresif digunakan sebagai kemoterapi kanker dengan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan untuk mengobati alergi yang tidak bisa disembuhkan oleh obat lain[13].

Obat ini terdiri dari 5 kelas berdasarkan fungsi kerjanya, yaitu :

  • Penghambat kalsineurin

Penghambat kalsineurin adalah obat yang digunakan untuk menghambat kerja kalsineurin[14].

Penghambat interleukin digunakan untuk menghambat kerja interleukin (sekelompok sitokin )[15].

  • Imunosupresan lainnya

Imunosupresan digunakan sebagai obat kemoterapi kanker untuk penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Obat ini juga digunakan untuk mengobati alergi yang parah[16].

  • Imunosupresan selektif

Imunosupresan selektif digunakan sebagai obat kemoterapi kanker. Obat ini bekerja dengan mengurangi risiko transplantasi organ dan penyakit autoimun[17].

  • Penghambat alfa TNF

Penghambat TNF-alfa mengobati berbagai macam kondisi inflamasi seperti rheumatoid arthritis (RA), psoriatic arthritis , juvenile arthritis, penyakit Crohn , kolitis ulserativa , ankylosing spondylitis , dan psoriasis[18].

Penyakit yang Diatasi dengan Agen Imunologi

Masing-masing dari penggolongan obat imunologi digunakan sesuai dengan fungsi untuk pengobatan penyakit tertentu.

  1. Globulin imun diberikan untuk penyakit[4] :
  • Botulisme
  • Poliradikuloneuropati Demielinasi Inflamasi Kronis
  • Leukemia Limfositik Kronis
  • Profilaksis CMV
  • Paparan Virus Hepatitis B.
  • Hepatitis A
  • Purpura Trombositopenik Idiopatik
  • Penyakit Kawasaki
  • Campak
  • Neuropati Motorik Multifokal
  • Pencegahan Kekambuhan Infeksi Clostridioides difficile
  • Sindroma Imunodefisiensi Primer
  • Profilaksis Rabies
  • Virus sinsitium saluran pernapasan
  • Rh-Isoimunisasi
  • Rubella
  • Reaksi Vaksin Cacar
  • Tetanus
  • Profilaksis Tetanus
  • Varicella-Zoster

2. Imunostimulan di berikan untuk penyakit[5] :

  • Infeksi kronis
  • Defisiensi imun
  • Autoimunitas
  • Penyakit neoplastik

Imunostimulan terbagi lagi menjadi 8 bagian, yaitu:

  • Vaksin bakteri diberikan untuk penyakit :
    • Profilaksis Anthrax
    • Profilaksis Kolera
    • Profilaksis Haemophilus influenzae
    • Meningitis, Meningokokus
    • Profilaksis Meningitis Meningokokus
    • Profilaksis Wabah
    • Profilaksis Penyakit Radang Paru
    • Profilaksis Tetanus
    • Tuberkulosis, Profilaksis
    • Profilaksis Tifoid
  • Faktor perangsang koloni digunakan untuk penyakit[6] :
    • Anemia aplastik
    • Transplantasi Sumsum Tulang
    • Transplantasi Sumsum Tulang, Kegagalan atau Keterlambatan Pencangkokan
    • Transplantasi Sumsum Tulang, Rekonstruksi Myeloid
    • Neutropenia
    • Neutropenia Terkait dengan Kemoterapi
    • Neutropenia Terkait dengan Radiasi
    • Transplantasi Sel Progenitor Perifer
  • Interferon digunakan untuk penyakit[7] :
    • Penyakit Granulomatosa Kronis
    • Poliradikuloneuropati Demielinasi Inflamasi Kronis
    • Kanker kolorektal
    • Condylomata Acuminata
    • Limfoma sel-T kulit
    • Hepatitis C.
    • Fibrosis Paru Idiopatik
    • Sklerosis ganda
    • Osteopetrosis
  • Interleukin digunakan untuk penyakit[8] :
    • Melanoma
    • Melanoma, Metastasis
    • Karsinoma Sel Ginjal
    • Obat Trombositopenia Diinduksi
  • Imunostimulan lainnya digunakan untuk penyakit[9] :
    • Kekurangan Adenosine Deaminase
    • Defisiensi imun
    • Mieloma multipel
    • Sklerosis ganda
    • Limfoma Non-Hodgkin
  • Kombinasi vaksin digunakan untuk penyakit[11] :
    • Profilaksis Difteri
    • Profilaksis Haemophilus influenzae
    • Profilaksis Hepatitis A.
    • Pencegahan Hepatitis B.
    • Profilaksis Campak
    • Profilaksis Gondongan
    • Profilaksis Pertusis
    • Profilaksis Poliomielitis
    • Profilaksis Rubella
    • Profilaksis Tetanus
    • Vaksinasi dan Profilaksis
    • Varicella-Zoster, Profilaksis
  • Vaksin virus digunakan untuk penyakit[12] :
    • Profilaksis Adenovirus
    • Flu burung
    • Gastroenteritis
    • Profilaksis Hepatitis A.
    • Pencegahan Hepatitis B.
    • Herpes Zoster, Profilaksis
    • Profilaksis Human Papillomavirus
    • Profilaksis Infeksi
    • Profilaksis Influenza
    • Profilaksis Virus Ensefalitis Jepang
    • Profilaksis Campak
    • Profilaksis Gondongan
    • Profilaksis Poliomielitis
    • Profilaksis Rabies
    • Profilaksis Rubella
    • Profilaksis Cacar
    • Flu babi
    • Varicella-Zoster, Profilaksis
    • Profilaksis Demam Kuning

Agen imunosupresif digunakan untuk penyakit[13] :

  • Rheumatoid arthritis
  • Alergi parah

Agen imunosupresif terbagi menjadi 5, yaitu :

  • Penghambat kalsineurin diberikan untuk penyakit[14] :
    • Transplantasi Organ, Profilaksis Penolakan
    • Transplantasi Organ, Pembalikan Penolakan
    • Psoriasis
    • Artritis reumatoid
  • Penghambat interleukin digunakan untu mengobati[15] :
    • Spondilitis ankilosa
    • Asma
    • Asma, Perawatan
    • Dermatitis atopik
    • Rinosinusitis Kronis dengan Polip Hidung
    • Penyakit Crohn
    • Sindrom Periodik Terkait Cryopyrin
    • Sindrom Pelepasan Sitokin
    • Eksim
    • Granulomatosis Eosinofilik dengan Polyangiitis
    • Sindroma Cold Autoinflammatory Familial
    • Demam Mediterania keluarga
    • Arteritis Sel Raksasa
    • Sindrom Hipereosinofilik
    • Sindrom D hiperimunoglobulin
    • Artritis idiopatik juvenil
    • Sindrom Muckle Wells
    • Penyakit Multicentric Castleman
    • Sklerosis ganda
    • Neuromyelitis Optica
    • Spondyloarthritis Aksial Non-Radiografi
    • Transplantasi Organ, Profilaksis Penolakan
    • Psoriasis plak
    • Psoriasis
    • Artritis Psoriatis
    • Artritis reumatoid
    • Penyakit Still
    • Tumor Necrosis Factor Receptor Associated Periodic Syndrome
    • Kolitis ulseratif
    • Kolitis Ulseratif, Aktif
  • Imunosupresan lainnya digunakan untuk mengobati[16] :
  • Imunosupresan selektif digunakan untuk penyakit[17] :
    • Anemia aplastik
    • Kanker payudara
    • Leukemia Limfositik Kronis
    • Penyakit Crohn
    • Penyakit Crohn, Pemeliharaan
    • Penyakit graft-versus-host
    • Sindrom Uremik Hemolitik
    • Limfohistiositosis hemofagositik
    • Artritis idiopatik juvenil
    • Lymphangioleiomyomatosis
    • Sklerosis ganda
    • Myasthenia gravis
    • Sindrom nefrotik
    • Karsinoma Neuroendokrin
    • Neuromyelitis Optica
    • Transplantasi Organ, Profilaksis Penolakan
    • Kanker pankreas
    • Hemoglobinuria Nokturnal Paroksismal
    • Psoriasis plak
    • Psoriasis
    • Artritis Psoriatis
    • Profilaksis Penolakan
    • Rejection Reversal
    • Angiomiolipoma ginjal
    • Karsinoma Sel Ginjal
    • Transplantasi Ginjal
    • Artritis reumatoid
    • Astrositoma Sel Raksasa Subependymal
    • Lupus Eritematosus Sistemik
    • Kompleks Tuberous Sclerosis
    • Kolitis ulseratif
  • Penghambat alfa TNF digunakan untuk penyakit[18] :
    • Spondilitis ankilosa
    • Penyakit Crohn
    • Penyakit Crohn, Akut
    • Penyakit Crohn, Pemeliharaan
    • Hidradenitis Suppurativa
    • Penyakit radang usus
    • Artritis idiopatik juvenil
    • Artritis Reumatoid Remaja
    • Spondyloarthritis Aksial Non-Radiografi
    • Psoriasis plak
    • Psoriasis
    • Artritis Psoriatis
    • Artritis reumatoid
    • Spondyloarthritis
    • Kolitis ulseratif
    • Kolitis Ulseratif, Perawatan
    • Uveitis

Cara Kerja Agen Imunologi

Agen Imunologi di serap dengan sangat baik setelah pemberian IM dengan Ketersediaan hayati: 70%. Obat ini bekerja selama 2-10 hari untuk mencapai plasma puncak[19,20,21,22].

Agen Imunologi bekerja dengan menurunkan proses inflamasi untuk mengobati rheumatoid arthritis , kondisi autoimun, dan sebagainya[1].

Obat ini memiliki durasi kerja dalam Profilaksis pasca pajanan: 3-6 bulan untuk Imunoglobulin Hepatitis B[2].

Agen Imunologi memiliki metabolisme yang kompleks dengan IgG dan IgG yang bisa dipecah dalam sel-sel pada sistem retikuloendotelial di dalam tubuh[19].

Contoh Obat Agen Imunologi

Agen Imunologi digunakan dalam bentuk Injeksi Intravena / Subkutan. Beberapa jenis obat ini merupakan obat resep atau obat keras yang harus di dapat dengan resep dokter.

Beberapa contoh obat globulin imun dengan resep dokter[4]:

  • Imun globulin intravena
  • Imun globulin subkutan
  • Hyaluronidase / imun globulin
  • Imunoglobulin intravena dan subkutan
  • Rho (d) immune globulin
  • Botulisme immune globulin
  • Imunoglobulin intetanus immune globulin
  • Hepatitis b immune globulin
  • Rabies imun globulin, manusia
  • Tetanus immune globulin
  • Cytomegalovirus imun globulin
  • Immune globulin intramuscular
  • Imunoglobulin virus syncytial pernapasan
  • Palivizumab
  • Varicella zoster immune globulin
  • Bezlotoxumab

Beberapa contoh obat imunostimulan vaksin bakteri dengan resep dokter[6] :

  • Vaksin pneumokokus 23-polivalen
  • Vaksin pneumococcal 13-valent
  • Vaksin konjugasi meningokokus
  • Vaksin haemophilus b conjugate (prp-t)
  • Vaksin meningokokus grup B.
  • Vaksin antraks teradsorpsi
  • Haemophilus b conjugate (prp-omp) vaksin
  • Vaksin haemophilus b conjugate (prp-t) / vaksin konjugasi meningokokus
  • Vaksin polisakarida meningokokus
  • Vaksin pneumokokus 7-valen
  • Tetanus toksoid
  • Vaksin tipus, dinonaktifkan
  • Vaksin kolera, hidup
  • Vaksin tipus, hidup

Beberapa contoh obat imunostimulan Faktor perangsang koloni dengan resep dokter[7] :

Beberapa contoh obat imunostimulan interferon dengan resep dokter[8] :

Beberapa contoh obat imunostimulan interleukin dengan resep dokter[9] :

Beberapa contoh obat imunostimulan imunostimulan lainnya dengan resep dokter[10] :

  • Glatiramer
  • Pegademase bovine
  • Plerixafor
  • Elapegademase

Beberapa contoh obat imunostimulan vaksin terapeutik dengan resep dokter[11] :

  • Sipuleucel-T

Beberapa contoh obat imunostimulan kombinasi vaksin dengan resep dokter[12] :

  • Difteri toksoid / pertusis, toksoid aseluler / tetanus
  • Vaksin haemophilus b conjugate (prp-omp) / vaksin anak hepatitis b
  • Difteri dan tetanus toksoid / pertusis, aseluler
  • Difteri toksoid / tetanus toksoid
  • Difteri toksoid / pertusis, vaksin aseluler / poliovirus, inaktif / tetanus toksoid
  • Vaksin virus campak / vaksin virus gondongan / vaksin virus rubella
  • Difteri toksoid / hepatitis b vaksin pediatrik / pertusis, vaksin aseluler / poliovirus, inaktif / tetanus toksoid
  • Vaksin difteri toksoid / haemophilus b konjugat (prp-t) / pertusis, vaksin aseluler / poliovirus, inaktif / tetanus toksoid
  • Vaksin virus campak / vaksin virus gondok / vaksin virus rubella / vaksin virus varicella
  • Hepatitis a vaksin dewasa / vaksin hepatitis b dewasa

Beberapa contoh obat imunostimulan vaksin virus dengan resep dokter[12] [13]:

  • Vaksin virus influenza, dinonaktifkan
  • Vaksin dewasa hepatitis b
  • Vaksin zoster hidup
  • Vaksin human papillomavirus
  • Vaksin zoster, dinonaktifkan
  • Vaksin virus influenza, hidup, trivalen
  • Vaksin demam kuning
  • Vaksin cacar
  • Vaksin virus campak
  • Vaksin human papillomavirus
  • Vaksin cacar
  • Vaksin pediatrik hepatitis b
  • Hepatitis vaksin dewasa
  • Hepatitis vaksin pediatrik
  • Vaksin rabies, sel diploid manusia
  • Vaksin virus polio, dinonaktifkan
  • Japanese enceph vaksin sa14-14-2, tidak aktif
  • Vaksin virus rubella
  • Vaksin virus gondongan
  • Vaksin rabies, sel embrio ayam yang dimurnikan
  • Vaksin dewasa hepatitis b
  • Vaksin pediatrik hepatitis b
  • Vaksin rotavirus
  • Hepatitis vaksin pediatrik
  • Vaksin virus varicella

Beberapa contoh obat agen imunosupresif penghambat kalsineurin dengan resep dokter[14]:

Beberapa contoh obat agen imunosupresif penghambat interleukin dengan resep dokter[15]:

Beberapa contoh obat agen imunosupresif imunosupresan lainnya dengan resep dokter[16]:

Beberapa contoh obat agen imunosupresif imunosupresan lainnya dengan resep dokter[17]:

Beberapa contoh obat agen imunosupresif Penghambat alfa TNF dengan resep dokter[18]:

  • Infliximab
  • Adalimumab
  • Etanercept
  • Certolizumab
  • Golimumab
  • Etanercept

Efek Samping Agen Imunologi

Masing-masing agen Imunologi memiliki efek samping yang hampir mirip. Obat ini bisa menyebabkan efek samping yang ringan sampai dengan serius. Segera periksa ke dokter jika anda mengalami efek samping berikut.

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari globulin imun[23,24]:

  • Batuk
  • Batuk menghasilkan lendir
  • Sulit bernafas
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri atau nyeri di sekitar mata dan tulang pipi
  • Kulit pucat
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Sesak di dada
  • Kesulitan bernapas dengan pengerahan tenaga
  • Perdarahan atau memar yang tidak biasa
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Kulit melepuh, mengeras, iritasi, gatal, atau kemerahan pada kulit
  • Panas dingin
  • Kulit pecah-pecah, kering, bersisik
  • Sulit bernafas
  • Pusing
  • Pembengkakan wajah
  • Mual
  • Nafas berisik
  • Ruam kulit
  • Muntah
  • Badan pegal atau nyeri
  • Sakit tenggorokan
  • Kram otot
  • Artralgia

Imunostimulan adalah jenis agen imunologi. Obat ini terbagi menjadi 8 kelas, berikut efek samping berdasarkan kelasnya :

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari vaksin bakteri[25,26,27] :

  • Demam
  • Panas dingin
  • Perasaan umum tidak nyaman atau sakit
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Diare
  • Kehilangan selera makan
  • Muntah
  • Nyeri
  • Kemerahan
  • Nyeri tekan
  • Gerakan terbatas pada lengan tempat suntikan diberikan
  • Sakit kepala 
  • Malaise,
  • Artralgia, 
  • Anoreksia,

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari faktor perangsang koloni[28,29,30]:

  • Hiperurisemia
  • Peningkatan dehidrogenase laktat
  • Peningkatan leukosit alkali fosfatase
  • Peningkatan alkali fosfatase serum
  • Ostealgia
  • Trombositopenia.artralgia
  • Sakit kepala
  • Mialgia
  • Pruritus
  • Panas dingin
  • Batuk
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Bisul, luka, atau bintik putih di mulut
  • Hiperurisemia
  • Kotoran berwarna hitam
  • Kembung atau bengkak pada wajah, lengan, tangan, tungkai bawah, atau kaki
  • Darah di mata
  • Hidung berdarah
  • Penglihatan kabur
  • Sakit atau nyeri tubuh
  • Sakit tulang
  • Nyeri dada
  • Urin keruh
  • Kemacetan
  • Kantuk
  • Mulut kering
  • Sakit mata
  • Kelaparan meningkat
  • Haus meningkat
  • Peningkatan buang air kecil
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sejumlah besar kolesterol dalam darah
  • Kehilangan selera makan
  • Suasana hati atau perubahan mental
  • Kejang otot
  • Mual
  • Penambahan berat badan yang cepat
  • Berkeringat
  • Kelenjar lunak dan bengkak di leher
  • Mata atau kulit kuning
  • Muntah darah atau bahan yang terlihat seperti bubuk kopi

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari interferon[31] :

  • Gejala seperti flu
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mialgia
  • Mual
  • Menggigil
  • Anemia
  • Perdarahan uterus
  • Nyeri perut
  • Perkembangan antibodi
  • Astenia
  • Nyeri dada
  • Penurunan jumlah sel darah putih
  • Demam
  • Gejala mirip flu
  • Sakit kepala
  • Hipertonia
  • Peningkatan serum alanine aminotransferase
  • Reaksi di tempat suntikan
  • Insomnia, leukopenia
  • Mialgia
  • Nyeri
  • Kecemasan
  • Artralgia
  • Sembelit
  • Diare
  • Gangguan integumen
  • Pusing, dispepsia
  • Limfositopenia
  • Miastenia
  • Mual
  • Edema perifer
  • Ruam kulit
  • Urgensi kencing
  • Jumlah neutrofil absolut abnormal
  • Menggigil
  • Peradangan pada situs injeksi. 
  • Sakit punggung

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari interleukin[32,33] :

  • Detak jantung cepat
  • Retensi cairan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Sakit mulut atau lidah
  • Pembengkakan pada kaki atau tungkai bawah
  • Bercak putih di mulut dan / atau di lidah
  • Agitasi
  • Kebingungan
  • Diare
  • Pusing
  • Kantuk
  • Demam atau menggigil
  • Depresi mental
  • Mual dan muntah
  • Luka di mulut dan di bibir
  • Kesemutan pada tangan atau kaki
  • Penurunan buang air kecil yang tidak biasa
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Penambahan berat badan 5 sampai 10 pon atau lebih

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari imunostimulan lainnya[34,35]:

  • Diare
  • Pusing
  • Reaksi di tempat suntikan
  • Mual
  • Artralgia
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Muntah
  • Perut kembung
  • Kecemasan
  • Nyeri dada
  • Dispnea
  • Limfadenopati
  • Palpitasi
  • Flare pasca injeksi
  • Urtikaria
  • Vasodilatasi
  • Pembilasan
  • Eritema di tempat suntikan
  • Indurasi di tempat suntikan
  • Peradangan di tempat suntikan
  • Gatal di tempat suntikan
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Penyakit mata
  • Edema wajah
  • Spasme laring
  • Menggigil

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari vaksin terapeutik[36] :

  • Nyeri kandung kemih
  • Kembung atau bengkak pada wajah, lengan, tangan, tungkai bawah, atau kaki
  • Urin berdarah atau keruh
  • Sakit atau nyeri tubuh
  • Nyeri dada
  • Panas dingin
  • Kebingungan
  • Batuk
  • Diare
  • Sulit buang air kecil, terbakar, atau nyeri
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan berbicara
  • Penglihatan ganda
  • Hidung tersumbat
  • Demam
  • Sering ingin buang air kecil
  • Perasaan umum tidak nyaman atau sakit
  • Sakit kepala
  • Ketidakmampuan untuk menggerakkan lengan, kaki, atau otot wajah
  • Ketidakmampuan untuk berbicara
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Kehilangan suara
  • Nyeri punggung bawah atau samping
  • Nyeri dan nyeri otot
  • Hidung tersumbat
  • Mual
  • Kulit pucat
  • Penambahan berat badan yang cepat
  • Pilek
  • Gemetaran
  • Sesak napas
  • Bicara lambat
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Berkeringat
  • Sesak di dada
  • Kesemutan pada tangan atau kaki
  • Kesulitan tidur
  • Kesulitan bernapas dengan pengerahan tenaga
  • Perdarahan atau memar yang tidak biasa
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak biasa
  • Muntah
  • Mengi

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari kombinasi vaksin{37,38] :

  • Demam lebih dari 99,5 derajat F.
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Ruam sementara
  • Reaksi di tempat suntikan

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari vaksin virus[39,40]:

  • Panas dingin
  • Batuk
  • Nafsu makan menurun
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Kelelahan atau kelemahan
  • Demam lebih dari 99,5 derajat F.
  • Perasaan umum tidak nyaman atau sakit
  • Mual
  • Kehilangan nafsu makan
  • Bengkak
  • Nyeri tekan
  • Kemerahan
  • Hangat, atau benjolan keras di tempat suntikan diberikan.
  • Mudah tersinggung
  • Flu, 
  • Diare
  • Sakit telinga

Agen imunosupresif adalah jenis agen imunologi yang terbagi menjadi 5 kelas, berikut efek samping berdasarkan kelasnya :

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari penghambat kalsineurin[41,42] :

  • Hirsutisme
  • Hipertensi
  • Peningkatan nitrogen urea darah
  • Peningkatan kreatinin serum
  • Nefrotoksisitas
  • Tremor
  • Infeksi oportunistik
  • Diabetes mellitus
  • Infeksi
  • Sakit kepala
  • Hiperglikemia
  • Hiperkalemia
  • Perubahan status mental
  • Gangguan sensasi

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari penghambat interleukin[43,44,45]:

  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas
  • Reaksi di tempat suntikan
  • Sakit kepala
  • Perkembangan antibodi
  • Peradangan di tempat suntikan
  • Neutropenia.
  • Konjungtivitis alergi
  • Konjungtiviti
  • Reaksi di tempat suntikan
  • Peradangan mata
  • Iritasi mata
  • Infeksi herpes simpleks oral
  • Nasofaringitis

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari imunosupresan lainnya[46,47] :

  • Anemia
  • Anxiety
  • Confusion
  • Dizziness
  • Neuropathy
  • Neutropenia
  • Peripheral neuropathy
  • Thrombocytopeni
  • Infark miokard akut
  • Kecelakaan serebrovaskular
  • Neutropenia demam
  • Peningkatan enzim hati
  • Nyeri tungkai bawah
  • Infeksi
  • Mual
  • Leukopenia
  • Muntah
  • Pneumonia
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas
  • Infeksi saluran kemih
  • Neutropenia, trombositopenia
  • Sakit perut
  • Artralgia
  • Astenia
  • Sakit punggung
  • Sembelit
  • Batuk
  • Diare
  • Pusing
  • Dispnea
  • Dispnea saat aktivitas
  • Edema
  • Epistaksis
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Hipokalemia
  • Insomnia
  • Kram otot
  • Nasofaringitis
  • Edema perifer
  • Faringitis
  • Pruritus
  • Ruam kulit
  • Muntah
  • Anoreksia
  • Xeroderma
  • Selulitis
  • Nyeri dada
  • Depresi
  • Disuria
  • Hipertensi
  • Hipoestesia
  • Hipomagnesemia
  • Hipotiroidisme
  • Peningkatan serum alanine aminotransferase
  • Leukopenia
  • Tinja encer
  • Mialgia
  • Keringat malam
  • Nyeri
  • Palpitasi
  • Neuropati perifer
  • Rinitis
  • Nyeri perut bagian atas
  • Memar
  • Diaphoresis
  • Dysgeusia
  • Ecchymoses
  • Eritema kulit
  • Xerostomia

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari imunosupresan selektif[48,49,50,51]:

  • Faringitis
  • Batuk meningkat
  • Pruritus 
  • Menggigil
  • Nyeri / peradangan di tempat suntikan
  • Luka tidak disengaja
  • Infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran kemih
  • Infeksi
  • Penurunan hemoglobin
  • Peningkatan glukosa serum
  • Stomatitis.pneumonitis
  • Pneumonia
  • Peningkatan kolesterol hdl
  • Penyakit sitomegalovirus, infeksi saluran kemih
  • Sembelit
  • Insomnia
  • Leukopenia
  • Nyeri pasca operasi
  • Infeksi herpes simpleks
  • Infeksi herpes zoster
  • Asma
  • Infeksi herpes simpleks
  • Infeksi
  • Asidosis metabolik
  • Kandidiasis oral
  • Efusi pleura
  • Infeksi saluran pernafasan
  • Penyakit sitomegalovirus sistemik
  • Infeksi saluran kemih
  • Viremia
  • Sakit perut
  • Akne vulgaris
  • Anemia
  • Ansietas
  • Astenia
  • Nyeri punggung
  • Gangguan kardiovaskular
  • Dada nyeri
  • Sembelit
  • Batuk
  • Depresi
  • Gangguan integumen
  • Mengantuk
  • Dispepsia
  • Edema
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Hiperkolesterolemia
  • Hiperlipidemia
  • Hipertensi
  • Hipertonia
  • Hiperurisemia
  • Hipervolemia
  • Hipokalemia
  • Hipotensi
  • Peningkatan laktat dehidrogenase
  • Peningkatan serum alanine aminotransferase
  • Peningkatan serum aspartat aminotransferase
  • Peningkatan serum kreatinin
  • Kram tungkai bawah
  • Mialgia
  • Miastenia
  • Mual
  • Nyeri
  • Paresthesia
  • Edema perifer
  • Penyakit paru
  • Rinitis
  • Sinusitis
  • Takikardia
  • Trombositopenia
  • Tremor
  • Muntah
  • Penambahan berat badan
  • Menggigil
  • Perut kembung
  • Neoplasma ganas pada kulit
  • Sakit punggung
  • Peningkatan serum aspartate aminotransferase
  • Peningkatan enzim hati
  • Penglihatan kabur
  • Bradikardia
  • Bronkitis
  • Peningkatan transferase gamma-glutamyl
  • Limfositopenia
  • Migrain
  • Pusing
  • Dispnea
  • Peningkatan transaminase serum
  • Tinea
  • Alopecia
  • Diare
  • Peningkatan serum alanine aminotransferase
  • Ruam kulit
  • Kondisi hipersensitivitas
  • Hipertensi
  • Rinitis
  • Tenosinovitis. 

Beberapa efek samping umum yang paling sering di laporkan dari Penghambat alfa TNF[53,54]:

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Sakit kepala
  • Reaksi di tempat suntikan
  • Ruam kulit
  • Pembentukan antibodi
  • Sinusitis
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Nyeri perut
  • Nyeri punggung
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Infeksi saluran kemih
  • Sakit perut
  • Gejala seperti flu
  • Kandidiasis
  • Diare
  • Pruritus
  • Sinusitis
  • Muntah
  • Neoplasma ganas.

Efek samping bisa saja terjadi berdasarkan riwayat kesehatan bagi yang mengkonsumsi. Konsumsi obat sesuai dengan dosis dan anjuran yang tertera.

Sebelum menggunakan obat ini konsultasikan ke dokter jika anda memiliki beberapa penyakit atau riwayat penyakit. Dan juga, jika anda sedang mengkonsumsi obat lain bicarakan ke dokter obat apa yang sedang anda konsumsi.

Mengkonsumsi obat lain di barengi dengan obat imunologi bisa saja mempengaruhi kesehatan anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment