Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Makanan dapat menciptakan interaksi dengan obat di dalam tubuh, termasuk buah. Beberapa jenis makanan dapat mempengaruhi obat sehingga obat tidak bekerja seperti seharusnya. Terkadang makanan juga dapat... menyebabkan efek samping obat menjadi membaik atau bahkan memburuk atau menciptkan efek samping baru. Jika Anda mengonsumsi obat, baik obat bebas maupun obat yang diresepkan, pastikan membaca petunjuk yang terdapat di kemasan obat. Petunjuk label obat biasanya sudah mencantumkan bagaimana cara mengonsumsi obat. Konsultasikan kepada dokter jika Anda tidak yakin apakah obat Anda boleh dikonsumsi bersama makanan atau buah tertentu. Read more
Ada beberapa buah yang dapat menimbulkan interaksi saat dimakan setelah minum obat. Berikut ini beberapa jenisnya yang harus diperhatikan:
Daftar isi
1. Grapefruit atau Jeruk Bali Merah (Citrus paradisi)
Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan banyak jenis obat dan kerja obat dalam tubuh[1].
Jus jeruk bali merah memiliki interaksi paling tinggi dengan hampir semua jenis obat. Jus jeruk bali merah mengubah cara tubuh dalam melakukan metabolisme obat, mempengaruhi kemampuan hati dalam metabolisme obat-obatan[2].
Jus jeruk bali merah menghambat kerja enzim di dalam usus yang berfungsi dalam metabolisme berbagai obat. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan komponen aktif di dalam jus jeruk bali merah[3].
Beberapa studi menunjukkan bahwa jus jeruk bali merah memiliki efek utama pada sistem CYP pada usus dengan efek minor pada tingkat hepatik[4].
Interaksi antara jus jeruk bali merah dan obat secara potensial dianggap berasal dari sejumlah komponen. Diduga bahwa flavonoid (seperti naringin, naringenin, quercetin, dan kaempferol) yang mana merupakan kandungan utama dalam jeruk bali merah berperan dalam interaksi obat[4].
Jenis senyawa lain yang ditemukan di dalam jeruk bali merah yaitu furanocoumarin (psoralen), yang dikenal sebagai inaktivator berdasar mekanisme dari CYP450. Ciri khas dari interakasi ini ialah bahwa jus jeruk bali merah tidak harus dikonsumsi secara bersamaan dengan obat untuk menimbulkan interaksi. Dilaporkan bahwa bioavaibilitas obat mengalami peningkatan dua kali lipat akibat jus jeruk bali merah bahkan jika diminum 12 jam setelah konsumsi[4].
Konsumsi jeruk bali merah hendaknya dihindari ketika menerima beberapa pengobatan berikut[3]:
- Agen penurun kolesterol atau statin, meliputi simvastatin, lovastatin, dan atorvastatin
Mengkonsumsi jeruk bali merah atau jus jeruk bali merah dapat meningkatkan kadar statin di dalam darah dan dapat mengarah pada terjadinya efek samping obat yang lebih serius. Efek sampins tatin meliputi nyeri otot dan abnormalitas hati (diindikasikan dengan kadar transaminase tinggi).
Kandungan alami di dalam jeruk bali merah berikatan dengan enzim CYP3A4 di dalam usus. Hal ini menyebabkan perubahan perombakan bloker channel kalsium, berpotensi mengakibatkan kadar obat di dalam darah menjadi berlebihan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping serius.
- Obat disfungsi erektil
Terdapat bukti yang mengacu pada fakta bahwa jus jeruk bali merah mengakibatkan peningkatan kadar obat disfungsi erektil di dalam darah, seperti sildenafil. Hal tersebut dapat memicu gejala sakit kepala yang mengindikasikan kondisi fatal atau mendekati fatal, flushing, atau tekanan darah rendah.
Berikut beberapa jenis obat lain yang berinteraksi dengan jeruk bali merah atau jus jeruk bali merah[1, 4]:
- Obat penyakit jantung meliputi bloker channel kalsium, seperti felodipine, nisoldipine, amlodipines, verapamil, diltiazem, dan nifedipine
- Obat yang mempengaruhi sistem imun (imunosupresan), seperti cyclosporine
- Obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, seperti nifedipine
- Obat modulator sistem saraf pusat, meliputi diazepam, triazolam, midazolam, alprazolam, carbamazepine, buspurone, dansertraline
- Beberapa obat anti kecemasan, seperti buspirone
- Beberapa kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, seperti budesonide
- Beberapa obat untuk mengatasi ritme jantung abnormal, seperti amiodarone
- Beberapa antihistamin, seperti fexofenadine, terfenadine
- Antibiotik seperti eritromicine
- Anti virus seperti saquinavir
- Inhibitor fosfodiesterase-5 seperti sildenafil
2. Buah Pisang
Buah pisang termasuk makanan yang kaca kalium sehingga berpotensi menimbulkan interaksi dengan obat penyakit jantung dan/atau tekanan darah tinggi, terutama inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme dan angiotensin II receptor blocker (ARB))[1].
Pisang matang termasuk makanan yang mengandung tiramin, berpotensi berinteraksi dengan MAOI (monoamine oxidase inhibitor)[2].
Berikut beberapa obat yang termasuk inhibitor ACE[1]:
- Lisinopril
- Ramipril
- Enalapril
- Captopril
Berikut beberapa obat yang termasuk ARB[1]:
- Losartan
- Valsartan
- Candesartan
- Telmisartan
Obat-obat tersebut memiliki kecenderungan untuk meningkatkan retensi kalium dari tubuh, dan peningkatan konsentrasi kalium di dalam darah meningkatkan risiko mengembangkan detak jantung tidak beraturan[1].
Orang yang mengkonsumsi ACE inhibitor dan ARB sebaiknya membatasi konsumsi makanan dengan kandungan kalium tinggi seperti pisang, alpukat, tomat, dan buah kering, ubi manis[1].
3. Jeruk (Citrus sinensis)
Konsumsi dari sebagian besar jenis jus jeruk tidak menunjukkan perubahan aktivitas CYP3A4 in vivo. Meski demikian, jus jeruk yang dibuat dari jeruk Seville menimbulkan efek serupa dengan jus jeruk bali merah dan dapat mempengaruhi farmakokinetik dari substrat CYP3A4[4].
Jeruk Sevilla mengadung konsentrasi flavonoid yang tinggi dan dapat mengakibatkan efek serupa interaksi termedaisi jus buah anggur. Suatu studi menunjukkan bahwa konsumsi porsi tunggal jus buah jeruk Sevilla 240 ml mengakibatkan 76% peningkatan paparan felodipine, sebanding dengan hasil pengamatan setelah konsumsi jus buah anggur[4].
Jus jeruk dapat menghambat absorpsi celiprolol (beta-bloker) karena adanya kandungan hesperidin[2].
Selain itu, salah satu komponen dalam jus jeruk (terutama naringin) merupakan inhibitor in vitro dari aktivitas transpor OATP. Jus jeruk dapat menurunkan absorpsi substrat OATP-B dalam usus (seperti digoxin, benzylpenicillin, dan konjugat hormon), sehingga mengakibatkan penurunan konsentrasi di dalam darah[4].
Buah jeruk atau jus buah jeruk sebaiknya tidak dikonsumsi saat menerima pengobatan berikut[4]:
- Fexofenadine: interaksi mengakibatkan penurunan bioavaibilitas obat
- Ciprofloxacin, levofloxacin, dan celiprolol: interaksi menurunkan absorpsi obat
- Pravastatin: interaksi mengakibatkan peningkatan AUc
- Atenolol: interaksi mengakibatkan penurunan bioavaibilitas obat
4. Anggur (Vitis vinifera)
Senyawa aktif utama dalam anggur ialah resveratrol. Resveratrol berpotensi menimbulkan inaktivasi dan interaksi obat[4].
Anggur hendaknya tidak dikonsumsi ketika menggunakan beberapa obat berikut[5]:
- Obat yang diubah oleh hati (substrat CYP1A2): jus anggur dapat meningkatkan kecepatan perombakan obat oleh hati, sehingga konsumsi jus anggur bersamaan beberapa obat tertentu dapat menurunkan efektivitas obat. Beberapa obat yang diubah oleh hati meliputi:
- Haloperidol
- Pentazocine
- Zolmitriptan
- Phenacetin: jus anggur dapat meningkatkan kecepatan perombakan phenacetin sehingga menurunkan efektivitas obat.
- Warfarin: biji anggur dapat menyebabkan penurunan kecepatan pembekuan darah. Konsumsi biji anggur bersamaan dengan warfarin dapat meningkatkan risiko melepuh dan pendarahan.
5. Cranberry (Vaccinium macrocarpon)
Cranberry kaya akan kandungan glikosida flavonol, antosianin, proantosianidin, dan asam fenolat dan organik[4].
Jus cranberry dapat berinteraksi dengan warfarin, mengakibatkan peningkatan INR (international normalilzed ratio) tanpa pendarahan pada pasien berusia lanjut[2].
Konsumsi cranberry hendaknya dihindari ketika menerima pengobatan berikut[4]:
- Warfarin: interaksi mengarah pada perubahan nilai INR dan pendarahan
- Diclofenac: interaksi menghambat metabolisme obat di dalam mikrosom hati
- Nifedipine: interaksi dapat meningkatkan konsentrasi plasma
6. Pomegranate (Punica granatum)
Beberapa senyawa yang dikandung pomegranate dapat mengganggu fungsi metabolik usus halus (terutama sulfokonjugasi) sehingga dapat mempengaruhi bioavaibilitas obat[4].
Pomegranate dilaporkan mempengaruhi farmakokinetik dari cabamazepone[4]. Pomegranate hendaknya tidak dikonsumsi ketika menggunakan beberapa obat berikut[6]:
- Obat antihipertensi dan inhibitor ACE: jus pomegranate dapat menurunkan tekanan darah sehingga konsumsi bersamaan dengan obat antihipertensi dan inhibitor ACE dapat mengakibatkan tekanan darah terlalu rendah.
- Obat yang termasuk antihipertensi dan inhibitor ACE antara lain:
- Captopril
- Enalapril
- Lisinopril
- Ramipril
- Losartan
- Valsartan
- Diltiazem
- Obat yang diubah oleh hati (substrat CYP2D6): pomegranate dapat menurunkan kecepatan hati dalam merombak senyawa obat. Sehingga konsumsi bersamaan dapat meningkatkan risiko efek samping. Obat yang diubah oleh hati (substrat CYP2D6) meliputi:
- Desipramine
- Rosuvastatin: jus pomegranate dapat menurunkan kecepatan hati melakukan perombakan rosuvastatin, sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Obat yang diubah di hati (substrat CYP3A4): konsumsi pomegranate bersamaan dengan obat jenis ini berpotensi menimbulkan interaksi minor. Obat yang diubah oleh hati (substrat CYP3A4) meliputi:
- Amlodipine
- Diltiazem
- Verapamil
- Saquinavir
- Alfentanil
- Fentanyl
- Midazolam
- Ondansetron
- Propranolol
7. Jambu biji (Psidium guajava)
Ekstrak dan metabolit dari tumbuhan jambu, terutama dari daun dan buah, memiliki aktivitas farmakologis yang bermanfaat. Terdapat satu laporan mengenai pengaruh ekstrak jambu biji pada transport obat yaitu bahwa ekstrak jambu biji menunjukkan efek inhibitori potensial pada efluks termediasi P-gp[4].
Konsumsi sebaiknya dihindari pada pasien yang menggunakan obat-obat berikut[4]:
- Digoxin
- Fexofenadine
- Indinavir
- Vincristine
- Colchicine
- Topotecan
- Paclitaxel
8. Apel (Malus domestica)
Jus apel dapat menghambat CYP1A1 pada tingkat mRNA, protein, dan aktivitas enzimatik. Selain itu, jus apel juga dilaporkan dapat berinteraksi dengan famili transporter OATP.
Konsekuensi fungsional dari interaksi tersebut ialah reduksi signifikan bioavaibilitas fexofenadine dalam kadar plasma. Konsumsi jus apel bersamaan dengan fexofenadine dapat menurunkan efektivitas obat[4, 7].